Mereka mulai berdebat, sampai akhirnya Gauri datang menemui mereka, dan sempat melihat mereka berdebat dan hanya terdiam saat Gauri bertanya apa yang sedang terjadi.
Jagdish dan Gauri kemudian sampai di stasiun, mereka terlihat sedih karena akan berpisah untuk sementara waktu.
Tiba-tiba seorang anak kecil datang menawarkan bunga kepada Jagdish, dia tersenyum lalu membeli bunga tersebut dan memberikannya kepada Gauri.
Detik-detik perpisahan itu memuat Gauri meneteskan air mata, mereka berpelukan sangat erat seolah tak ingin melepaskannya.
Saat bel kereta berbunyi Jagdish dan Gauri kemudian terkejut dan melepaskan pelukannya, Gauri berjalan naik ke kereta, mereka terlihat sangat sedih dengan perpisahan itu.
Jagdish turun dari bus, Bairon kemudian memanggilnya dan berangkat pulang, sementara Anandi terlihat di kamarnya bersiap-siap menyambut kedatangannya, Anandhi yang memakai sindor tetapi terlihat sedih.
Terlintas di pikiran Anandhi ketika berdebat bersama Jagdish saat di Mumbai, ia tak bisa melupakan kejadian itu ketika Jagdish tak mengakuinya sebagai istri di depan teman-temannya.
Kaliani dan keluarga lainnya berkumpul di aula dan bersiap untuk menyambut kedatangan Jagdish, ia sempat memuji Jagdish bahwa tak ada yang seperti dia di desa.
Di mata keluarga, Jagdish adalah sosok rendah hati, pergi belajar menjadi dokter tetapi tetap mencintai istrinya, semua keluarga tersenyum mendengarnya.