Keesokan harinya terlihat Nakusha yang terbangun setelah dokter memeriksa kondisinya dan saat itu Nakusha bertanya, bagaimana bisa aku berada di sini? dokter menjawab, tadi malam kau jatuh pingsan dan aku membawamu ke rumah sakit, apa kau mengingat sesuatu?
Nakusha pun mengingat bagaimana dirinya merasa pusing secara tiba-tiba, setelah itu dokter pun mengucapkan selamat kepada Nakusha, karena dia akan segera menjadi seorang ibu, namun kabar tersebut tidak membuat Nakusha bahagia seperti wanita lain, hatinya saat itu merasa sedih sambil membelai perutnya.
Dokter kemudian bertanya kepada Nakusha, apa yang terjadi? kau hamil tetapi wajah mu tidak terlihat bahagia, dokter juga bertanya tentang keluarganya, karena dia ingin menghubungi keluarganya dan Nakusha saat itu terpaksa berbohong, dia mengatakan bahwa dirinya hidup sebatang kara.
Dokter pun sedikit heran namun dia tidak mempertanyakannya dan dia meminta kepada Nakusha untuk beristirahat, saat itu Nakusha menangis merasa hancur dan dia bingung harus berbuat apa.***