Network
WARTA LOMBOK - Indonesia dan Malaysia masuk ke dalam tiga besar negara dengan jumlah Sugar Daddy terbanyak di Asia.
Sugar Daddy adalah istilah yang merujuk pada pria mapan dan berumur yang memberikan uang atau berbagai hadiah mahal untuk wanita yang lebih muda.
Fenomena Sugar Daddy di Indonesia juga memiliki jumlah terbanyak di Asia dengan berada di posisi kedua.
Baca Juga: Cocok Untuk Status Medsos, Berikut 8 Ucapan Selamat Tahun Baru Imlek 2021 Dalam Bahasa Indonesia
Menurut survei yang dilakukan oleh sebuah situs kencan, SeekingArrangement, negara Indonesia tercatat memiliki lebih dari 60.250 Sugar Daddy diikuti Malaysia di posisi ketiga dengan 42.500 Sugar Daddy.
Tetapi negara dengan jumlah Sugar Daddy tertinggi adalah India, dengan jumlah yang mencengangkan yaitu sebanyak 338.000 Sugar Daddy.
Dilansir Warta Lombok.com dari laman Sea Mashable, berikut rangking lengkap negara dengan jumlah Sugar Daddy terbanyak di Asia:
1. India - 338.000
2. Indonesia - 60.250
3. Malaysia - 42.500
4. Jepang - 32.500
5. Hong Kong - 28.600
6. Taiwan - 27.300
7. Vietnam - 12.000
8. Korea Selatan - 7.000
9. Sri Lanka - 5.000
10. Kamboja - 3.500
Dalam pernyataannya, SeekingArangement mengatakan bahwa negara yang rentan memiliki Sugar Daddy adalah mereka yang memiliki penetrasi pendidikan tinggi.
Hasil serupa juga diamati di Jepang dan Korea Selatan. Jepang memiliki 90 persen permintaan untuk pendidikan tinggi sedangkan Korea Selatan memiliki 76 persen.
Tetapi kesenjangan yang mengkhawatirkan antara si kaya dan si miskin adalah penyebab lain menurut CEO SeekingArrangement Brandon Wade. Hal ini secara tidak langsung menyebabkan banyak wanita mencari pria yang lebih tua untuk memperkaya diri.
Baca Juga: Nike Rilis Sepatu Keren yang Bisa Dipakai Tanpa Harus Menggunakan Tangan
“Sebuah platform seperti SeekingArrangement membantu menghubungkan wanita muda dan diberdayakan dengan pria yang lebih kaya dan lebih makmur yang tidak hanya meningkatkan finansial mereka tetapi juga bertindak sebagai mentor atau pintu gerbang dalam melambungkan masa depan dari "sugar baby" mereka,” jelas Wade.
Masuknya investor asing untuk mendirikan bisnis di ekonomi yang berkembang pesat di Asia telah menyebabkan kawasan ini memiliki komunitas "sugar dating" (kencan gula) yang berkembang pesat.***
