WARTA LOMBOK - Semua umat Muslim mengimani bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan sosok paling mulia.
Bahkan seorang cendekiawan Barat Michael H Hart mengkategorikan putra Abdullah ini sebagai manusia paling berpengaruh nomor satu di dunia.
Lantas mengapa Rasulullah tidak dilahirkan di bulan mulia seperti asyhurul ḫurum (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharam) atau Ramadhan, tidak pula di hari Jumat yang merupakan hari paling istimewa.
Baca Juga: Ternyata Alasan Ini, Wanita Dianjurkan Menjaga Suaranya
Sejumlah sejarawan sepakat bahwa Nabi Muhammad lahir pada Tahun Gajah, yaitu saat Ka’bah diinvasi oleh tentara gajah di bawah komando Raja Abrahah.
Kelahiran Nabi juga disepakati pada hari Senin berdasarkan sabda Rasulullah berikut:
ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ، وَيَوْمٌ بُعِثْتُ – أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهِ
Artinya, “Itu adalah hari aku dilahirkan, dan hari aku diutus atau aku dituruni wahyu,” (HR Muslim).
Sementara tentang bulan kelahiran Nabi sendiri terjadi perbedaan pendapat, hanya saja argumen yang paling unggul adalah yang mengatakan bulan Rabiul Awal.
Hal ini salah satunya berdasarkan hadits berikut: