Viral Guru Honorer Lombok Tengah Gagal Tes PPPK di Usia 57 Tahun, Ini Isi Surat Terbuka untuk Nadiem Makarim

- 18 September 2021, 05:35 WIB
Unggahan foto memperlihatkan sosok guru honorer di Lombok Tengah saat mengikuti tes PPPK hingga harus dibopong karena tengah mengidap gejala stroke.
Unggahan foto memperlihatkan sosok guru honorer di Lombok Tengah saat mengikuti tes PPPK hingga harus dibopong karena tengah mengidap gejala stroke. /Instagram/@infoseputarlombok

WARTA LOMBOK - Viral surat terbuka yang ditujukan untuk Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim. Surat tersebut ditulis oleh seorang pengawas tes PPPK Guru TUK SMKN Praya, Lombok Tengah, NTB.

Pengawas bernama Novi Khassifa tersebut prihatin melihat seorang pria berusia 57 tahun yang bersusah payah mengikuti tes tersebut agar diangkat menjadi guru PPPK dari sebelumnya hanya seorang guru honorer.

"Yang terhormat, Mas menteri Nadiem Makarim. Tak adakah rasa ngilu di dalam dada mas menteri melihat sepatu tua yang lusuh ini? Memang benar sepatu tua ini terlihat bermerek, tetapi tahukah ini hanya sepatu loak apkiran," Kata Novi dalalm unggahannya, dikutip 17 September 2021.
 
 
"Mendekati usia senja masih setia mengajari anak-anak di pelosok negeri ini membaca dan mengeja."
 
"Di saat putus pengharapan untuk mendapatkan hidup yang lebih layak. Beliau tetap semangat. Tak sekedar mengajar tetapi mendidik."
 
Novi mengatakan pria tersebut selama bertahun-tahun setia mendidik generasi muda Indonesia, meski gajinya tak sampai Rp500 ribu per bulan.
 
"Gaji di bawah lima ratus ribu sungguh tak cukup untuk makan sebulan. Apalagi untuk membeli sepatu."
 
"Terpaksa di saat pulang mengajar beliau mencari pendapatan tambahan sebagai pekerja serabutan."
 
"Tahun ini mas menteri memberikan secercah harapan untuk beliau. Program PPPK untuk memberikan harapan kehidupan yang lebih layak."
 
"Tetapi tahukah mas menteri? soal-soal yang mas menteri berikan hanya teori belaka saja. Tak sebanding dengan praktik pengabdian berpuluh-puluh tahun lamanya."
 
 
Tes PPPK sempat menjadi secercah harapan untuknya. Apa daya, pria tua ini gagal dalam tes teori yang harus memakai komputer.
 
"Soal-soal yang membuat beliau terseok-seok ketika memegang mouse dan membuat kepalanya pening." Akhirnya, PASSING GRADE pun tak diraih. Pecahlah tangis beliau di dalam hati."
 
"Terlihat jelas ketika nilai-nilai itu terpampang di layar monitor. Beliau terdiam seribu bahasa. Entahlah, apa yang dipikirkan. Melihatnya sayapun ikut terisak."
 
"Memang benar beliau tak secerdas, sejenius, sekreatif mas menteri. Tetapi beliau lah yang menjadi pelita di tengah gulita buta aksara di pelosok negeri."
 
Oleh karena itu, Novi meminta kepada Menteri Nadiem agar terketuk hatinya memperhatikan guru honorer yang tidak ahli dalam teknologi, tapi berhasil membuat anak-anak Indonesia bisa membaca dan berhitung.
 
"Memang benar beliau tak pandai teknologi, tetapi tanpa teknologi beliau mampu membuat anak-anak negeri ini merangkai kata dari A hingga Z. Berhitung hal-hal dasar untuk memahami hidup."
 
Novi berharap kehidupan para guru honorer lebih layak, terlebih di masa tuanya.
 
 
"Beliau mempunyai andil yang besar dalam membangun negeri tercinta ini. Sudi kiranya mas menteri memberikan keringanan untuk melihat beliau bisa menikmati masa tua dengan sepatu dan kehidupan yang layak."
 
"Tak usah diperumit. Jika tidak ada kebijakan untuk mengangkat derajat mereka, setidaknya di surga besok sepatu ini akan menjadi saksi bahwa ilmu yang beliau ajarkan sangat bermanfaat untuk keberlangsungan umat," tulis Novi.

Apa yang dilakukan sosok guru honorer yang mengikuti tes PPPK di usia 57 tahun itu kini menjadi sorotan berbagai pihak terlebih ia mengikuti tes ketika tengah mengidap gejala stroke.

Pengabdian seorang guru honorer selama bertahun-tahun yang mencoba peruntungan melalui tes PPPK harus terhenti saat berhadapan dengan rangkaian tes yang dinilai rumit.

Hal tersebut diharapkan menjadi perhatian pemerintah melalui Mendikbud Ristek dalam mengeluarkan kebijakan dan aturan yang tidak merugikan bagi seluruh guru honorer yang telah mengabdi dalam jangka waktu yang lama.***

Editor: Herry Iswandi

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x