Buruknya Game Pada Gadget, Seorang Remaja dilarikan ke Rumah Sakit

- 5 Oktober 2020, 20:39 WIB
 bermain game online
bermain game online /Pixabay

 

 

WARTA LOMBOK – Merebaknya tren game digital saat ini tak mampu dibendung.

Meski kebanyakan anak, remaja, bahkan orang tua menganggap game adalah satu-satunya sumber hiburan saat mengisi waktu luang, namun jika dilakukan secara berlebih, maka hal tersebut juga dapat berpengaruh pada kesehatan.

Sebagaimana diberitakan oleh banjar.pikiran-rakyat.com yang berjudul “Akibat Bermain Game Selama 22 Jam Sehari Selama Sebulan, Seorang Remaja Mengalami Hal ini,” seorang remaja berusia 15 tahun asal Tiongkok dilarikan ke rumah sakit setelah bermain game terlalu lama.  

Saat ditemukan tak sadarkan diri di kediamannya di Kota Nanning pada pertengahan Maret lalu.

Remaja ini dilaporkan mengalami stroke yang cukup serius, sehingga membuat tangan kirinya lumpuh total.

Berdasarkan pemeriksaan, sejak lockdown di wilayah tiongkok, remaja bernama xiaobin menghabiskan waktu 22 jam sehari untuk bermain game selama satu bulan penuh. Orang tuanya menyebut ia hanya tidur dua jam di malam hari.

remaja itu tak banyak beraktivitas di ruangan lain selain kamar pribadinya. Awalnya Xiaobin berdalih kepada orang tuanya dengan mengatakan ia mengikuti pembelajaran online sehingga sibuk mengerjakan tugas seharian di kamar.

Namun setelah memperlihatkan gelagat yang aneh, kedua orang tua Xiaobin tahu bahwa anaknya bermain game melebihi batas wajar dan mengesampingkan tugas sekolahnya.

Menurut para ahli di Jiangbin Hospital, penyebab utama stroke yang dialami Xiaobin termasuk jarang dialami penderita lain terlebih di usianya yang masih sangat belia. Xiaobin harus mengalami kelumpuhan di bagian tangannya kirinya.

“Dia menutup jendela dan mengunci pintu kamar. Sejujurnya kami tidak tahu apa saja yang dilakukannya di dalam kamar. Hingga akhirnya saya mendengarnya berbicara di telepon dengan salah satu temannya dan mengatakan dia tidak cukup istirahat akibat jam tidur yang tidak lebih dari dua jam setiap harinya,” tutur ibu Xiaobin.

Dokter spesialis di rumah sakit tersebut mengatakan Xiaobin memiliki pola hidup yang benar-benar tidak sehat yang dilakukannya selama satu bulan terakhir.

“Penyebab stroke pada anak ini adalah pola tidur dan makan yang tidak teratur, mungkin karena ia tidak pergi ke sekolah seperti biasanya. Orang tua juga terlalu memberikan toleransi dengan tidak mengawasi kegiatan sehari-harinya,” tutur dokter.

Meski telah menjalani terapi sejak bulan Maret, dokter mengungkapkan kondisi Xiaobin tidak bisa dipastikan pulih seperti semula.

Menurutnya kondisi Xiaobin tergolong sulit untuk bisa benar-benar sembuh atau bahkan tangan kirinya bisa kembali merasakan sentuhan dan merespon seperti sedia kala. (Ahlaqul Karima Yawan/Pikiran Rakyat Karawang)***

 

Editor: BK Fathoni

Sumber: Pikiran Rakyat Karawang banjar.pikiran-rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x