WARTA LOMBOK – Sinopsis kali ini menceritakan kegaduhan di kediaman Modhi akibat kejahatan para penipu yang berusaha mencuri barang-barang milik keluarga Modhi.
Para penipu itu berjumlah enam orang datang ke kediaman Modhi untuk menguras barang berharga di rumah Modhi.
Awalnya keluarga Modhi mengeluhkan pipa air ledeng yang bocor dan tersumbat. Kokila berinisiatif untuk memanggil tehnisi agar memperbaikinya.
Namun seorang tehnisi datang bukan untuk memperbaiki tapi malah merusak perabotan yang lain seperti sofa dan tempat tidur Kokila.
Pintu lemari dapur, dan semua prabotan yang lain di rusaknya dengan tujuan agar para penipu memanggil teman-teman mereka untuk memperbaikinya.
Keadaan rumah kacau balau, semua gerah dengan keadaan tersebut. Air bersih tidak bisa mengalir dan listrik pun padam. Semua keluarga Modhi mengamankan barang-barang mereka keluar kamar karena kamar mereka akan diperbaiki akibat kerusakan yang dibuat oleh para penipu tersebut.
Semua orang kecapean dan lelah setelah memperbaiki seisi rumah, Kokila memesan kelapa muda sebanyak sepuluh buah untuk diminum karena air minum telah habis.
Kokila menyuruh Rashi untuk menyiapkan air kelapa muda di dalam gelas untuk disajikan kepada keluarga Modhi. Rashi pun menyajikannya kepada para keluarga.
Kokila heran dan menegur Rashi karena air kelapa muda tersebut sedikit.
“Yah sedikit bibi, kelapa mudanya cuma tujuh buah pasti tidak akan cukup,” kata Rashi.
Kokila terheran, dan memberitahukan Rashi bahwa kelapa muda yang ia pesan ada sepuluh buah.
“Bagaimana mungkin, kelapa muda yang ku pesan ada sepuluh buah Rashi,” ucap Kokila.
Rashi menjadi heran dan menuding para pekerja lah yang telah mengambil tiga buah kelapa muda milik Kokila.
“Pasti tiga kelapa muda diambil oleh para pekerja itu bibi, aku sangat yakin itu,” ucap Rashi.
Di belakang rumah, para oenipu tersebut tengah berbutan menyeruput kelapa muda yang dicurinya. Sedangkan Rashi yang sangat yakin bahwa mereka yang mengambilnya langsung membawa mertuanya dan yang lain untuk melihat mereka.
Sayangnya kedatangan Rashi dan yang lain diketahui oleh para penipu, mereka langsung membuang kelapa tersebut ke belakang rumah hingga Rashi dimarahi Kokila karena telah mengarang cerita.
Rashi kesal namun ia tak tinggal diam, ia sengaja menjatuhkan perhiasan anting miliknya dan menyuruh para penipu tersebut mencarinya. Kedua anting tersebut ditemukan para penipu dan mereka berebutan ingin memilikinya.
Rashi terkejut mendengar mereka berebutan perhiasan miliknya, ia kemudian mengintip para penipu tersebut dari pentilasi ruangan sambil menaiki kursi. Rashi merekam perbincangan mereka dan kursi yang dinaiki patah.
Rashi terjatuh dan kepalanya terbentur batok kelapa hingga pingsan. Para penipu kaget dan menemboki ruangan tempat Rashi pingsan.
Keluarga Modhi menanyakan keberadaan Rashi mereka pun mencarinya dengan panik. Rashi yang tersadar kemudian terkejut mengetahui dirinya terkurung di ruangan tersebut. Rashi berteriak memanggil meminta tolong namun tak satu pun yang mendengar.
Para penipu pamit ingin pulang namun Kokila mencegahnya hingga Rashi ditemukan. Meethi menuju tembok tempat Rashi terkurung dan mendengar suara teriakan. Rashi berusaha memukul tembok dengan kelapa.
Methi berteriak memanggil Kokila dan memberitahukan ada hantu dibalik tembok. Semua orang menuju tempat Rashi di kurung dan terkejut saat melihat Rashi merobohkan tembok tersebut.
Para penipu meminta maaf dan mengembalikan semua barang curiannya dan Kokila melepaskan mereka dengan alasan mereka memiliki anak kecil. Rashi pun mendapat pujian dari semua keluarga Modhi dan Jigar memeluknya.
Rashi bertanya pada Jigar apakah jika ia meninggal Jigar akan menikah lagi. Jigar tersenyum melihat Rashi yang manja.
Bersambung.***