Network
WARTA LOMBOK- Setelah tragedi danau es yang berdarah beberapa waktu lalu Xinger atay Chue Qiao diselamatkan oleh pasukan Yan Xun dan dibawa pulang untuk dirawat dari luka dalam akibat serangan tersebut.
Xinger menjadi lemah paska kejadian tersebut ia tak bersemangat seperti dulu. Ia merasa dirinya telah ikut mati bersama Zhuge Yue.
Ia terjaga dari tidur panjangnya akibat pingsan bukan hanya sakit pisik namun jiwanya terasa perih karena kehilangan Zhuge Yue. Tidak ada lagi gairah dalam hidupnya. Bayangan terakhir dalam danau selalu menghantuinya. Suara Zhuge Yue seakan melekat di telinganya tat kala berkata “tetaplah hidup”.
Baca Juga: Israel Ingkar Belum 24 Jam Setelah Kesepakatan Gencatan Senjata Israel Kembali Menghantam Palestina
Matanya tak mampu lagi mengeluarkan air mata ia sangat lemah dan memprihatinkan. Yan Xun yang melihat hal tersebut pun ikut merasakan perih dalam hatinya. Perempuan yang ia cintai menjadi tak berdaya karena ulahnya yang telah membunuh Zhuge Yue.
Ia merasakan sekelilingnya sibuk merawatnya namun ia tidak perduli karena hatinya kini bagaikan kayu terbakar dan kering kerontang.
Hari-harinya di habisi dengan termenung, ia tidak pernah selemah ini seumur hidupnya. Ia sangat lemah dan merasa telah tidak ada lagi yang harus diperjuangkan dalam hidupnya. Ia ingin terus tidur berharap semua yang dialaminya hanyalah mimpi buruk belaka.
Hingga suatu pagi diluar pintu terdengar suara keributan seseorang memaki dirinya dengan begitu keras dengan kata-kata penuh amarah. Ia tidak mengerti apa yang telah ia perbuat sehingga dirinya menjadi sasaran kemarahan orang tersebut.
