(Sementara umur hamba kian hari kian berkurang. Dan dosa hamba kian bertambah, bagaimana mungkin hamba mampu memikulnya)
إِلَهِى عَبْدُكَ العَاصِي أَتَاكَ # مُقِرًّا بِالذُّنُوْبِ وَقَدْ دَعَاكَ
Ilaahii ‘abdukal ‘aashii ataaka muqirran bidzdzunuubi wa qad da’aaka
(Ya Tuhanku, hamba-Mu yang penuh dengan dosa ini, kini menghadap-Mu memohon ampunan)
فَإِنْ تَغْفِرْ فَأَنْتَ لِذَاكَ اَهْلٌ # وَإِنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُوْ سِوَاكَ
Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun wa in tathrud faman narjuu siwaaka
(Jika Engkau mengampuni, pantaslah karna Engkau Maha Pengampun. Namun, jika Engkau menolak permohonan hamba, kepada siapa hamba berharap selain Engkau)
Syair Abu Nawas ini apabila dimaknai setiap lirik atau baitnya beserta artinya, menyiratkan sebuah pengakuan seorang hamba tentang dosa-dosa yang diperbuat.
Itulah tadi lirik Ilaahii lastu lil firadausi, syair Abu Nawas lengkap dengan arti yang mendalam dan penuh makna.
Semoga melalui syiar Abu Nawas ini mampu menyadarkan kita semua sebagai makhluk yang tidak berdaya dan terbatas di hadapan Allah SWT.***