WARTA LOMBOK - Beberapa waktu lalu sempat menjadi perbincangan soal kedatangan seorang perempuan ke markas FPI Petamburan, dimana ia mengaku sebagai staf diplomat dari Kedutaan Besar Jerman di Indonesia.
Sosok perempuan bernama Suzanhol yang menyambangi markas FPI ketika HRS ditahan tersebut diketahui bukanlah staf Kedutaan Besar Jerman seperti pengakuannya, akan tetapi ia adalah staf Intelijen Jerman.
Keterangan tentang sosok wanita tersebut didapatkan dari anggota Komisi I DPR RI M. Farhan yang menyebut jika Suzanhol merupakan seorang mata-mata.
Baca Juga: Ini Salah Satu Video Parodi Lagu Indonesia Raya, Pemerintah RI Protes Malaysia
Dilansir Warta Lombok.com dari Galamedia melalui artikel "Terbongkar! Ternyata Sosok Perempuan di Markas FPI Adalah Mata-Mata Jerman Bukan Seorang Diplomat", M. Farhan mengungkapkan jika data mengenai Suzanhol tercatat di sebuah lembaga intelijen Jerman atau Bundesnachrichtendienst (BND).
Informasi tersebut Farhan sampaikan ketika menggelar acara diskusi daring pada Minggu, 27 Desember 2020. Anggota DPR itu mengungkap identitas dari Suzanhol yang mendapat banyak perbincangan setelah terlihat mendatangi markas FPI.
"Ternyata ketika dilakukan penyelidikan ke beberapa sumber kita di Berlin langsung, ini nama perempuannya Suzanhol dia adalah bukan pula pegawai pemerintah tercatat di Kementerian Luar Negeri Jerman. Dia tercatat sebagai pegawai di BND. BND itu Badan Intelijen Jerman," kata Farhan.
Hal yang mendasari keyakinan tersebut adalah ketika Kedubes Jerman tidak memenuhi permintaan persona non grata Suzanhol, itu lantas diyakini jika wanita itu bukanlah seorang diplomat namun merupakan mata-mata.
Pihak Jerman hanya sebatas memulangkan yang bersangkutan ke negara asal.