Network
Ia tersadar bahwa dua tahun telah berlalu, benih pohon Prem yang ditanamnya dulu telah melebihi tinggi kamarnya.
Chu Qiao mengingat dua tahun belakangan ini dan menangis dengan kencangnya. Ia bak orang gila yang terus menerus merasa bersalah akan kepergian Zughe Yue.
Ia merasa tidak bisa membalas jasa gurunya dan setelah kematiannya pun ia tidak bisa membersihkan nama baik gurunya. Zhuge Yue di fitnah sebagai panglima yang mesum oleh seorang janda hingga tahta Zughe Yue diturunkan dua derajat.
Chu Qiao berjalan menembus angin yang berhembus di hutan Cemara. Ia melangkah hingga bertemu dengan sebuah batu nisan yang terlihat licin karena sering dielus. Pada batu nisan tersebut terdapat tiga kata “Makam Zhuge Yue”.
Baca Juga: Bocoran Keajaiban Cinta Jumat, 4 Juni 2021: Andre Mendekati Tiana Untuk Membantu Darwin, Gandu Lega
Dua tahun lalu Chu Qiao membawa 300 prajurit Xiuli menuju Da Xia untuk merampas jasad Zughe Yue dan membawanya pulang.
Saat itu Chu Qiao mendengar kabar bahwa keluarga Zhuge tidak menginginkan jasad Zughe Yue karena dianggap sebagai aib kemudian mereka mencambuk jasadnya dan membuangnya di pemakaman selatan kota.
Sesampainya disana Chu Qiao mendapati jasad Zughe yu telah tercabik-cabik karena gigitan anjing dan wajahnya tidak bisa dikenali lagi.
Dengan berat hati Chu Qiao mengkremasi jasad tersebut kemudian membawa abunya pulang ke Yanbei dan memakamkannya.
