Presiden Macron Akan Membela Hak Kebebasan Berekspresi, Pelecehan Nabi Bukanlah Kebebasan Kata PBB

1 November 2020, 11:12 WIB
Macron bantah Prancis Anti Muslim /Al Jazeera

WARTA LOMBOK – Pelecehan dan penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW oleh salah seorang guru di Prancis menjadi polemik berkelanjutan.

Kasus karikatur Nabi Muhammad SAW terjadi terus berulang sehingga membuat warga ummat Islam di dunia geram.

Pada 16 Oktober 2020, Samuel Paty, seorang guru sekolah di pinggiran kota Paris, dipenggal kepalanya oleh seorang warga Chechnya yang berusia 18 tahun yang tampaknya marah oleh gurunya yang menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas selama pelajaran kewarganegaraan.

Baca Juga: Seruan Boikot Produk Asal Prancis, Ini Daftar Produk Negara Prancis

Para pengunjuk rasa mengecam Prancis dalam aksi unjuk rasa jalanan di beberapa negara mayoritas Muslim, dan beberapa telah menyerukan boikot produk keluaran Prancis.

Prancis, yang gelisah mengantisipasi kemungkinan serangan lainnya, tersentak pada Sabtu malam ketika seorang imam Ortodoks Yunani ditembak dan terluka di gerejanya di kota Lyon di tenggara. Tetapi para pejabat tidak memberikan indikasi bahwa ada dugaan terorisme.

Diuktip wartalombok.pikiran-rakyat.com dari RRI, Macron memperbaiki apa yang dia katakan sebagai kesalahpahaman tentang niat Prancis di dunia Muslim, di jaringan televisi Arab Al Jazeera yang disiarkan pada hari Sabtu 31 Oktober 2020.

Macron mengatakan Prancis tidak akan mundur dalam menghadapi kekerasan dan akan membela hak kebebasan berekspresi, termasuk penerbitan kartun.

Baca Juga: Presiden Emmanuel Macron Tidak Minta Maaf, MUI Ajak Ummat Islam Boikot Semua Produk Prancis

Namun, dia menekankan bahwa tidak berarti dia atau para pejabatnya mendukung kartun-kartun itu, yang oleh Muslim dianggap menghujat, atau bahwa Prancis sama sekali anti-Muslim.

“Jadi saya memahami dan menghormati bahwa orang dapat dikejutkan oleh kartun ini, tetapi saya tidak akan pernah menerima bahwa seseorang dapat membenarkan kekerasan fisik atas kartun ini, dan saya akan selalu membela kebebasan di negara saya untuk menulis, berpikir, menggambar,” Kata Macron, menurut transkrip wawancara yang dirilis oleh kantornya.

"Peran saya adalah menenangkan segalanya, itulah yang saya lakukan, tetapi pada saat yang sama, melindungi hak-hak ini."

Tetapi pernyataan Presiden Macron tersebut dibantah oleh PBB.

Baca Juga: Kencani Guru Sendiri Hingga Nikahi Barbie 'Menopause', ini 5 Fakta Kontroversial Emmanuel Macron

“Penghinaan dan pelecehan kepada Nabi Besar Muhammad SAW bukanlah sebuah kebebasan berekspresi’, kata Komisi HAM PBB.

Presiden Emmanuel Macron hanya memperhatikan kepentingannya saja dan tidak peduli kepada kepentingan dan keyakinan masyarakat dunia lainnya terutama umat Islam yang jumlahnya lebih dari 1,9 milyar di muka bumi.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pada hari Sabtu 31 Oktober 2020, bahwa dia menghormati Muslim yang dikejutkan oleh kartun Nabi Muhammad tetapi itu bukan alasan untuk melakukan kekerasan.

Pernyataannya keluar setelah para pejabatnya meningkatkan keamanan menyusul serangan pisau di sebuah gereja Prancis yang menewaskan tiga orang pada minggu ini.

Baca Juga: Kedubes Prancis Mengutuk Keras Penusukan kepada Konsulat Prancis di Jeddah

Serangan di Nice, pada saat Muslim tengah merayakan ulang tahun Nabi Muhammad, terjadi di tengah kemarahan Muslim yang meningkat di seluruh dunia atas pembelaan Prancis atas hak untuk menerbitkan kartun yang menggambarkan Nabi mereka.

Macron telah mengerahkan ribuan tentara untuk melindungi situs-situs seperti tempat ibadah dan sekolah, dan para menteri telah memperingatkan bahwa serangan militan Islam lainnya dapat terjadi.***

Editor: LU Ali

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler