Yatanar Htun, direktur Organisasi TIK untuk Pembangunan Myanmar (MIDO), yang memantau ujaran kebencian online, mengatakan kepada Reuters bahwa video YouTube telah digunakan dalam email palsu.
Itu ditujukan kepada pemilih dengan memalsukan email dari otoritas Myanmar untuk menuduh adanya penipuan dan campur tangan asing.
Facebook menghapus halaman asli yang membagikan video, tetapi YouTube lambat bertindak, kata Yatanar Htun.
Baca Juga: Gagal Raih Gelar Pemain Terbaik FIFA 2020, Ronaldo Unggah Video Berlatih Tinju
YouTube menghapus salah satu video yang ditautkan dalam email setelah dimintai komentar oleh Reuters dan menghapus saluran karena pelecehan.
Tetapi saluran lain yang digunakan untuk menuduh penipuan tetap ada di situs tersebut.***