Dorong keterlibatan Masyarakat Rentan dalam Pembangunan, LRC Bersama DPRD Lakukan FGD Reses Partisipatif

2 Juni 2023, 11:30 WIB
Kegiatan FGD Reses Partisipatif yang dilaksanakan LRC Bersama DPRD Lotim. /Dok. Warta Lombok/LRC

WARTA LOMBOK - BaKTI dan Lombok Research Center (LRC) melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion dengan mengangkat tema Reses Partisipatif Menuju Pembangunan Inklusif di Lombok Timur pada tanggal 1 Juni 2023 di Benteng Van Flower, Lendang Nangka Utara, Masbagik, Lombok Timur. 

Kegiatan ini bertujuan untuk membangun komunikasi antara DPRD, pemerintah desa dan masyarakat, sehingga siapapun yang terpilih nanti bisa menjadikan aspirasi dari kegiatan ini sebagai rujukan dalam mengemban tugasnya sebagai wakil rakyat. LRC mengundang perwakilan DPRD H. Lalu Hasan Rahman, sejumlah kepala desa, kepala wilayah (kawil), tokoh agama, tokoh masyarakat dan perwakilan kelompok konstituen.

Dr. Maharani menyampaikan bahwa tanggal 14 Februari 2024 telah disepakati sebagai tanggal pemilu serentak, tahun ini akan menjadi tahun politik yang akan menentukan nasib Indonesia lima tahun ke depan. Mulai dari pemilihan presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, serta anggota DPD RI.

Baca Juga: Masbagik Utara Baru Gandeng LRC Bentuk Perdes Untuk Lindungi Masyarakat yang Rentan

"Artinya siapapun yang akan terpilih menjadi pemimpin merekalah yang akan mengemban amanah dari masyarakat, sehingga masyarakat harus benar-benar memilih pemimpin yang berintegritas dan mendengar aspirasinya," kata Maharani.

Ia menegaskan kembali dalam FGD LRC bersama DPRD terkait posisi strategis dan memaksimalkan peran serta interaksi masyarakat dengan legislatif.

“Diskusi ini untuk membedah pola interaksi masyarakat dengan wakilnya di DPR, khususnya masyarakat rentan (lansia, perempuan, anak dan disablitas) agar pembangunan di Lombok Timur lebih inklusif”, kata Maharani selaku fasilitator saat membuka acara tersebut.

Menurut keterangan Direktur LRC, Suherman sebelumnya Lombok Research Center telah membangun kolaborasi dengan legilatif dengan melakukan uji publik mengenai Ranperda Inklusif.

Selain dalam bentuk Ranperda, LRC juga akan melakukan kolaborasi untuk meningkatkan kapasitas anggota dewan dan harapannya dari kegiatan ini bisa menjadi wadah untuk berbagi informasi ketika anggota melakukan tugas-tugas (pokir) dan strategi yang dilakukan dalam menjalankan tugas sebagai wakil rakyat sehingga bisa menunjang pembangunan yang inklusif di Lombok Timur.

Baca Juga: Belum Ada Seminggu Sejak Diluncurkan, Lagu Happy Asmara 'Shopee Maszeh' Viral Bikin Geger Netizen

“Kami berharap kegiatan ini menjadi penyambung lidah masyarakat dengan wakil rakyatnya, sehingga aspirasi masyarakat bisa ditampung dan dijadikan sebagai bahan pembangunan jangka pendek/jangka panjang ke depannya,” tambah Suherman.

Kecamatan Masbagik merupakan salah satu kecamatan dengan jumlah DPT terbesar di Lombok Timur berjumlah sekitar 81.203 pemilih, sayangnya selama ini Kecamatan Masbagik belum bisa menjadi barometer/kiblat keberhasilan politik di Lombok Timur. Selama ini Masbagik masih menjadi obyek pesta politik belum menjadi subyek. Sehingga harapan ke depannya, lebih banyak lagi putra putri terbaik Masbagik yang terpilih untuk mewakili rakyat di DPR yang tentunya berkualitas dan bisa memelihara konstituennya dengan baik.

“Masbagik ini memiliki potensi yang luar biasa, mau cari orang paling ahli dalam hal apapun ada, kita punya semuanya untuk memimpin di depan, sayangnya dukungan dari masyarakat itu masih gamang dan terpecah-pecah,” komentar Akmal selaku tokoh masyarakat.

Selain permasalahan di atas, satu lagi persoalan dalam masyarakat khususnya DPT di Lombok Timur adalah paradigma yang masih belum teredukasi dengan baik. Masyarakat masih berpikir bahwa reses adalah kampanye untuk bagi-bagi uang. Sehingga ini perlu menjadi perhatian semua calon legislatif agar bisa memberikan edukasi kepada seluruh DPT. Selain itu, pemilih seperti lansia dan disabilitas sering kali didiskriminasi dalam pemilu padahal mereka memiliki hak suara yang sama dalam pemilu. Hal ini juga harus diperhatikan ke depannya agar masyarakat rentan bisa diikutsertakan dalam reses partisipatif untuk mendengar aspiranya.

Baca Juga: Tak Boleh Dilewatkan! Inilah Khasiat dan Manfaat Buncis Bagi Tubuh

Lalu Hasan Rahman, Ketua Fraksi Golkar lebih menekankan untuk melakukan perencanaan partisifatif dari pada reses partisifatif, jadi meskipun hanya dilakukan di satu wilayah tetapi mendatangkan semua aggota DPRD dan semua elemen masyarakat dilibatkan ini akan lebih efektif. Sehingga seluruh persoalan masyarakat bisa diselesaikan sesuai pemetaan tugasnya. Jadi jelas mana persoalan yang bisa diselesaikan oleh pemerintah pusat, mana persoalan yang bisa diselesaikan pemerintah daerah, mana tugas desa dan mana yang jadi tugas legislatif. Dengan begitu pembangunan akan lebih merata dan menyasar kebutuhan masyarakat lebih terperinci.

“Jadi jangan sampai kita bagus dalam infrastruktur tapi jeblok di pangan, jeblok dalam mengurus masyarakat rentan, minimal dari 100 masalah kita bisa menyelesaikan 50. Kita bisa mulai dari hal kecil, misalnya dari dusun, kemudian desa, lalu kecamatan. Kalau di kecamatan sudah bagus, ini nanti akan menjadi contoh di kabupaten dan seterusnya. Jadi mari kita bergerak dari Masbagik untuk Indonesia,” ujar Rahman sekaligus sebagai penutup dalam kegiatan reses tersebut.***

Editor: Mamiq Alki

Tags

Terkini

Terpopuler