Pergeseran Budaya Senggeger Sasak Lombok dan Pandangan Masyarakatnya

- 28 Februari 2021, 18:30 WIB
Ilustrasi/ Tradisi dan budaya Senggeger bagi suku Sasak pulau Lombok kini seperti sesuatu yang aneh dan asing seiring gaya hidup dan kemajuan zaman yang membuat masyarakat cenderung berpikir realistis.
Ilustrasi/ Tradisi dan budaya Senggeger bagi suku Sasak pulau Lombok kini seperti sesuatu yang aneh dan asing seiring gaya hidup dan kemajuan zaman yang membuat masyarakat cenderung berpikir realistis. /Pixabay/aliceabc0

WARTA LOMBOK - Slogan “cinta ditolak dukun bertindak” mungkin berlaku bagi sebagian masyarakat di seluruh Nusantara mengingat sebagian kalangan percaya tentang adanya mitos yang dalam hal ini adalah pelet yang digunakan untuk memikat hati seseorang yang diinginkan.

Terdapat beragam jenis dan perbedaan penyebutan maupun istilah di Nusantara. Pelet yang berasal dari pulau Jawa tentu berbeda dengan yang ada di Sumatera, Kalimantan, Sulewesi, dan yang terdapat di pulau Lombok.

Dikutip Warta Lombok.com dari buku Pelet Dokumen, slogan “cinta ditolak dukun bertindak”, mungkin masih berlaku di masyarakat Sasak Lombok, namun tidak sesignifikan pada zaman dulu. Walaupun masih berlaku, fungsi dan kegunaannya kini sudah berbeda.

Baca Juga: Saeva Silvia, Gadis Asal Batukliang Berhasil Menjadi Pemenang Ajang Pemilihan Puteri Mandalika 2021

Tidak pada lingkaran percintaan semata melainkan sudah merangkat pada situasi politik dan bisnis. Perubahan dan pergeseran yang terjadi seperti ini, terkadang tidak disadari.

Karena pengaruh zaman, semakin hari semakin berubah secara pesat, dan perubahan zaman itupun manusia terkadang tidak menyadarinya.

Apalagi perubahan suatu tradisi atau kebudayaan, disadari atau tidak pergesaran dan perubahan budaya mantra Senggeger Sasak Lombok ini sudah mulai kelihatan. Buktinya orang-orang sudah mulai berpikir realistis, bahwa tidak ada yang instan di dunia ini.

Keadaan ini tentunya dipengaruhi oleh faktor pendidikan yang semakin hari semakin diberikan perhatian yang lebih oleh pemerintah.

Gadis zaman dahulu putus cinta langsung ke dukun minta sesuatu untuk menangkal perasaannya, akan tetapi sebagian besar masyarakat kini lebih memilih meminta petunjuk kepada Tuhan (sholat) atau curhat kepada orang-orang terdekat.

Halaman:

Editor: Herry Iswandi

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x