Bisakah Manusia Bertahan di Tengah Kemajuan Teknologi dan Perkembangan Robot dalam Pekerjaan

- 30 November 2020, 17:12 WIB
Ilustrasi Robot
Ilustrasi Robot /pixabay.com/geralt

Shauqi Gombang Aleyandra mengakui ada beberapa sektor pekerjaan dalam industri yang tergantikan kecanggihan teknologi, khususnya robot. Hanya saja kata dia, dari hasil penelitian hingga satu dekade kedepan, paling banyak hanya sekitar 15 persen saja teknologi dapat menggantikan peran manusia.

Berdasarkan hasil penelitian dari Mckinsey Global Instuti menyatakan hanya sekitar 5 persen dari total pekerjaan yang ada saat ini yang dapat diotomatiskan secara penuh. Bahkan, hingga sepuluh tahun kedepan itu maksimal hanya 15 persen saja ( Dewi Divianta, 2018 ).

Baca Juga: Saturnus dan Jupiter akan 'Berdampingan' Desember Ini Momentum 800 Tahunan

Peningkatan popularitas penggunaan teknologi, termasuk robot, dalam melakukan pekerjaan manusia turut muncul saat para ahli industri dan ekonomi dunia mengandalkan Revolusi industri 4.0.

Revolusi ini kian terdengar di Indonesia sejak presiden Jokowi menjadikan pembangunan infrastruktur pendukungnya sebagai fokus selama periode kepemimpinan pertama. Memang tidak dapat di elakan bahwa pemanfaatan teknologi dan robot di era Revolusi 4.0 akan menghilangkan sejumlah pekerjaan yang sebelumnya dilakukan manusia.

Namun sejumlah ahli menyebut, meski teknologi semakin baik berkat dukungan kecerdasan buatan ( AI ), teknologi tidak akan sepenuhnya menggantikan peran manusia di berbagai bidang. Karena manusia tetap di perlukan untuk melatih dan mengawasi teknologi dan robot dalam melakukan tugasnya.

Baca Juga: Terbesar Di Asia, Satelit Satria Segera Hadirkan Internet Jangkau Seluruh Wilayah

Studi Word Economic Forum memperkirakan, akan ada 75 juta pekerjaan yang akan digantikan robot. Namun angka itu lebih sedikit dibandingkan kemunculan 133 juta lapangan pekerjaan baru yang menanti para pencari kerja di masa depan. Beberapa jenis pekerjaan baru yang akan di cari ( bahkan saat ini sangat di cari ) adalah data analyst, machine learning speacialist, atau big data specialist. Menurut Mckinsey, pekerjaan di masa depan akan menuntut kreativitas dan kemampuan menganalisis, serta kemampuan emosional dan sosial yang baik. Semua aspek tersebut relatif sulit digantikan mesin, seingga menjadi pembeda signifikan antara manusia dan mesin.

Dengan kata lain, lapangan pekerjaan di masa depan sebenarnya justru lebih terbuka dengan kehadiran teknologi robot. Akan tetapi, pekerjaan di masa depan membutuhkan keahlian atau skill berbeda di banding pekerjaan saat ini. Namun jika tidak, kita terpaksa pasrah menjadi korban kemajuan teknologi. Jadi anak muda, jangan takut dengan robot. Lebih baik asah kemampuan agar siap mengahadapi era ekonomi baru (Wisnu Nugroho, 2019 ).***

Halaman:

Editor: LU Ali


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah