Baca Juga: LIPI Ciptakan Inovasi Baru Untuk Membantu Penanganan Pasien Covid-19 Bernama Ventilator SIVENESIA
Namun ia merasa kesulitan saat diminta teman-temannya untuk datang ke rumah dan membersihkan virus yang ada pada komputer teman-temannya tersebut.
Munculah sebuah ide untuk mengembangkan software antivirus, dan berharap itu akan mempermudah teman-temannya membersihkan virus secara mandiri.
Zanuddin Nafarin lalu mempelajari tentang pembuatan software antivirus serta virus-virus lokal yang sering menyerang komputer. Hasilnya pada tahun 2006 ia berhasil membuat versi awal dari software Smadav.
Setelah melalui rangkaian ujicoba, software buatannya tersebut mampu bekerja dengan cukup baik, sejak itu ia terus mengembangkan Smadav hingga dirinya menjadi mahasiswa di Universitas Gajah Mada (UGM).
Saat ini Smadav yang telah memasuki versi ref 9.5 dikembangkan dan berpusat di Yogyakarta, meskipun masih mempertahankan fitur gratis dan membuka kesempatan donasi, pengembangan aplikasi Smadav tidak pernah berhenti.
Baca Juga: Kemenag Gelar Kompetisi Robotik Madrasah 2021
Nafarin dan beberapa relawan ahli di bidang IT hingga kini terus mengembangkan antivirus Smadav.
Zainuddin Nafarin berharap bahwa ke depan Smadav bisa berkembang menuju level yang lebih tinggi hingga menjadi antivirus kebanggaan Indonesia suatu saat nanti.***