"Kalau di Indonesia maaf (ini pandangan saya saja), awalannya selalu sama dan terkadang membosankan, Karena akan selalu ada kalimat2 ini ’Buat yang terhormat Bapak, yang Terhormat Bapak, Bapak, Ibu. Bisa sampe 3-5 menit, setelah itu baru mulai pidato dan kalau ada penggantian orang lain yang pidato dia akan mengulang kalimat-kalimat yg sama,” tulis Baim Wong.
Menurut Baim Wong sendiri yang terpenting adalah menjadikan pidato seorang pemimpin bisa didengar kemudian dipercaya oleh pendengar.
“Bagi saya yang terpenting adalah bagaimana menjadikan speech seorang tokoh itu bisa didengar, dinikmati dan dipercaya setiap kata-katanya dan itu tugas terberat dari seorang pemimpin,” lanjut Baim Wong.
Menurutnya, tanpa pengucapan penghormatan bukan berarti orang tidak akan merasa hormat, ia menekankan bahwa pidato harus bisa dinikmati oleh pendengar dengan tidak memulainya dengan kata-kata yang menjadikan pendengar merasa bosan seperti pengulangan ucapan penghormatan oleh orang yang berpidato.
“Bukan berarti kita menjadi gak menghormati kalau tidak ada pengucapan itu. Tapi Bagaimana mau menikmati kalau awalannya sudah membuat Bosan,” tulis Baim Wong.
Untuk teknik berpidato Obama sendiri, Baim Wong mengakui bahwa mantan Presiden Amerika tersebut memiliki tekhnik pidato yang sempurna dan memiliki kharismatik di setiap pidato yang disampaikannya.
“Tapi Obama berbeda, teknik speech yang sempurna yang selalu digabungkan dengan perasaan. Menjadikan presiden Obama adalah sosok kharismatik dalam setiap pidatonya,” tulis Baim Wong menilai video yang diunggahnya tersebut.
Bahkan Baim Wong mengaku tak pernah bosan untuk mendengar pidato dari Obama sendiri.***