Amaji kemudian memberitahu semuanya bahwa Madhvi keguguran. Semua merasa terkejut begitupun dengan Khanta.
Nenek Shanta berkata di dalam hati bahwa dia tak menyangka obat itu justru membunuh bayi Madhvi.
“Ia ampun, aku mengira obat yang kubeli adalah obat untuk kesehatan bayi, tetapi obat itu telah membunuh bayinya Madhvi, katanya.
Shanta sangat bersyukur karena bukan ia sendiri yang memberikan Madhvi obat itu. Jika sampai itu terjadi, maka semua orang akan murka kepadanya.
Shanta berkata kepada Amaji untuk menyudahi kesedihannya dan menyalahkan perlakuannya kepada janda itu.
“Kanta sudahlah, kau tidak usah menangis lagi, kau sangat percaya bahwa janda tidak boleh memberikan berkah kepada wanita hamil, namun kau tetap melakukannya dan sekarang menantu kita jadi keguguran seperti ini,” katanya.
Amaji pun terus menyalahkan dirinya sendiri dan sangat menyesal telah memberikan Madhvi berkahnya.
Gangaa berkata bahwa dia menyangkal kalau seorang janda bisa menyebabkan keguguran.
“Aku tidak percaya perkataan nenek Shanta, tidak mungkin gara-gara Amaji seorang janda dia telah menyebabkan ibu keguguran,” katanya.
Namun Amaji menyuruh Gangaa untuk diam. Ia berkata kepada Shanta bahwa apa yang dikatakan oleh Shanta itu benar.
“Kau sangat benar kakak, andai saja waktu itu aku tidak memberikan berkah kepada Madhvi, maka semua ini tidak akan pernah terjadi kemudian,” katanya.