WARTA LOMBOK - Keputusan Presiden terpilih Joe Biden menunjuk Reema Dodin yang seorang warga Amerika Serikat (AS) keturunan Palestina menjadi salah satu pejabat penting di Gedung Putih memicu kontroversi, baik di AS sendiri, maupun di Israel.
Kelompok dan organisasi pro-Israel mengkritik penunjukan Dodin yang menuduhnya berusaha untuk membenarkan ”pemboman bunuh diri”.
Dodin juga diketahui berpartisipasi dalam unjuk rasa mendukung gerakan Boikot, Divestasi, Sanksi (BDS), yang menentang kebijakan Israel yang mencuri tanah dari Palestina, mendirikan pemukiman ilegal, dan memanen tanah untuk mendapatkan keuntungan.
Baca Juga: 'Siap Pimpin Dunia' Kembali, Joe Biden Bentuk Tim Keamanan
Namun belakangan lebih dari 26 negara bagian AS, termasuk Illinois mengeluarkan undang-undang yang menyebutkan BDS adalah illegal.
Namun pihak Biden melalui Ron Klain selaku kepala staf Gedung Putih Biden berdalih bahwa Presiden terpilih Biden dan Wapres terpilih Kamala Harris memang membuat agenda berani untuk membangun kembali AS yang lebih baik dari sebelumnya.
Untuk diketahui Reema Dodin ditunjuk Joe Biden sebagai salah satu penasehatnya. Dodin bersama Shuwanza Goff, seorang wanita Afro-Amerika ditunjuk sebagai Deputi Direktur Kantor Hubungan Legislatif Gedung Putih. Keduanya akan membantu Louisa Terrell yang ditunjuk Biden sebagai Direktur Kantor Urusan Legislatif Gedung Putih.
Baca Juga: Mengapa Air Zam Zam Tidak Pernah Habis? Seseorang Ahli Kimia Buktikan Fakta Ilmiahnya
Sebagaimana berita Zonajakarta.com dalam artikel “Cetak Sejarah, Inilah Wanita Palestina Pertama yang Diangkat Joe Biden Menjadi Pejabat Gedung Putih”, Joe Biden mengumumkan Reema Dodin sebagai salah satu wakil direktur Kantor Urusan Legislatif Gedung Putih.