hadab, selain mempromosikan bisnis dengan kontennya, juga mencoba menggambarkan citra positif Afghanistan di depan dunia.
Namun, perjalanannya tidak mudah. Ayeda harus menghadapi banyak kesulitan saat syuting di kota-kota yang sarat dengan kekerasan dan teror, tapi dia tidak takut.
Citra Afghanistan telah menjadi sedemikian rupa sehingga hanya gambar-gambar yang berkaitan dengan perang dan tragedi yang terungkap dari sini.
Akan tetapi berkat foto-foto Ayeda Shadab narasi itu kini perlahan mulai berubah.
Selain Shadab, ada banyak generasi muda yang berjuang untuk membuat identitas digital mereka di negara yang dilanda perang.
Menurut 'Survey of the Afghan People' 2019 dari Asia Foundation, hanya 14% penduduk yang menggunakan internet sebagai sumber berita dan informasi.
Taliban membunuh ayah Ayeda Shadab pada tahun 2018. Sekarang nasib ibu dan empat adik perempuannya di Kabul terletak pada belas kasihan Taliban.
Sebulan yang lalu, konvoi tiga kendaraan lapis baja datang mencarinya dan saudara perempuannya di butiknya di Kabul, yang merupakan peringatan mengerikan bagi kedua influencer itu.
Mereka melarikan diri dari Afghanistan dan sekarang kepulangan mereka tidak diketahui, mungkin tidak pernah melihat ibu dan adik perempuannya.