Logo Google Doodle Berubah Jadi Celebrating Didi Kempot, Mengenang Godfather of Broken Hearts dari Indonesia

26 Februari 2023, 11:55 WIB
Google Doodle mengenang kembali sosok Didik Prasetyo yang dikenang dengan nama Didi Kempot /Tangkap layar Google.com

WARTA LOMBOK – JAS MERAH (Jangan Sampai Melupakan Sejarah). Begitulah kata-kata yang sering dilontarkan kepada generasi muda saat ini.

Tepat pada hari ini, tanggal 26 Februari 2023, Google Doodle mengenang kembali sosok Godfather of Broken Hearts bangsa Indonesia, yakni Didik Prasetyo yang dikenang dengan nama Didi Kempot.

Hal ini bisa dilihat dari perubahan logo pada Google yang menampilkan Celebrating Didi Kempot.

Hari ini, tepatnya pada tanggal 26 Februari, merupakan hari dimana seorang Didi Kempot menerima Billboard Indonesia Lifetime Achievement Award.

Baca Juga: Sinopsis Nakusha ANTV: Nakusha Terbaring Lemas setelah Jatuh, Dia Berhasil Mendapatkan Obat untuk Datta

Dilansir Wartalombok.com dari kanal YouTube Mrs. E cHannel pada Sabtu, 26 Februari 2023, dikatakan bahwasanya Didi Kempot merupakan seorang penyanyi dan penulis lagu.

Penyanyi kelahiran Surakarta pada 31 Desember tahu 1966 ini merupakan sosok master musik campursari Jawa, yang telah menulis lebih dari 700 lagu sepanjang karirnya.

Didi Kempot merupakan putra dari seniman tradisional termasyhur, yakni Ranto Edi Gudel yang lebih dikenal dengan sebutan Mbah Ranto. Ia juga merupakan adik kandung dari Mamiek Prakoso, seorang pelawak senior Srimulat.

Hampir semua keluarga Didi Kempot meniti karir di dunia sastra. Termasuk istrinya, yakni Yan Velia yang merupakan penyanyi tanah air dengan genre musik dangdut.

Didi Kempot memulai karirnya di tahun 1984 sebagai seorang musisi jalanan, yang hanya bermodalkan ukulele dan kendang. Kemudian pada tahun 1987, Didi Kempot melanjutkan karirnya di Jakarta.

Dirinya sering mengamen bersama teman-temannya di daerah Slipi, Palmerah, Cakung, dan Senen. Dari situlah julukan Kempot itu lahir, yang merupakan akronim dari “Kelompok Pengamen Trotoar”.

Baca Juga: Sinopsis Nakusha ANTV: NEKAT! Nakusha Berniat Mencari Obat untuk Kesembuhan Mata Datta

Sembari menjadi pengamen jalanan, Didi Kempot dan teman-temannya mencoba melakukan rekaman untuk kemudian mereka titipkan ke beberapa studio musik di Jakarta.

Setelah beberapa kali menuai kegagalan, akhirnya pada tahun 1989 mereka berhasil menarik perhatian label Musica Studi.

Di tahun yang sama, Didi Kempot mulai meluncurkan album pertamanya. Salah satu andalan dari album pertamanya tersebut ialah “Cidro”.

Lagu Cidro diangkat dari kisah asmara Didi yang pernah gagal menjaring asmara dengan seorang wanita karena tidak mendapatkan persetujuan dari orang tua si wanita.

Itulah yang membuat mengapa lagu Cidro sangat menyentuh hati, sehingga orang-orang yang mendengarkan lagu tersebut akan terbawa perasaan.

Sejak saat itu, Didi Kempot lebih sering merilis lagu dengan tema ‘Patah Hati’.

Pada tahun 1993, Didi Kempot berkesempatan untuk tampil di luar negeri. Tepatnya di Suriname, Amerika Selatan.

Lagu Cidro yang telah ia ciptakan ternyata sukses meningkatkan pamornya di luar negeri.

Tidak hanya di Benua Amerika, pada tahun 1996 Didi Kempot juga sempat memijaki tanah Benua Eropa. Di sana, ia mulai menggarap dan merekam lagu yang berjudul ‘Layang Kangen’.

Kemudian pada tahun 1999, Didi Kempot merilis lagu Stasiun Balapan. Dan pada tahun 2013, namanya kembali meroket setelah menciptakan lagu Kalung Emas.

Di tahun 2016, penyanyi asal Solo tersebut mengeluarkan lagu Suket Teki dan mendapatkan apresiasi tinggi dari masyarakat Indonesia.

Kesuksesan seorang Didi Kempot dalam meniti karirnya di dunia musik tak membuatnya menjadi sosook yang angkuh. Bahkan, dirinya menjadi idola bagi generasi milenial.

Sebagai penyanyi senior, Didi Kempot memperlakukan para penggemarnya seperti seorang sahabat. Bahkan, dirinya tidak ragu mengajak para penggemar untuk bernyanyi bersama di atas panggung.

Baca Juga: Hattrick Berkelas dan Performa Gemilang Cristiano Ronaldo Sukses Membawa Al-Nassr Menuju Puncak Klasemen

Dari ratusan lagu yang telah ia ciptakan, hampir sebagian lagu-lagunya bertemakan patah hati dan kesedihan. Alasannya karena setiap orang pasti pernah mengalaminya.

Beberapa lagu lainnya juga banyak yang menggunakan nama tempat, seperti lagu Stasiun Balapan, Terminal Tirtonadi, Kopi Lampung, dan lain-lain, yang dimana liriknya tetap menceritakan tentang patah hati.

Tidak bisa dipungkiri, kesuksesan Didi Kempot telah menarik banyak penggemar. Sehingga lahirlah istilah ‘Kempoters’ yang berisikan para penggemar Didi Kempot.

Namun, seiring berjalannya waktu. Istilah tersebut telah berkembang di kalangan anak-anak muda menjadi Sad Boys (bagi laki-laki) dan Sad Girls (bagi perempuan).

Didi Kempot, atau sosok The Godfather of Broken Hearts telah meninggal dunia di Rumah Sakit Kasih Ibu pada tahun 2020.***

Editor: Ilham Tetu

Sumber: YouTube Mrs. E cHannel

Tags

Terkini

Terpopuler