Upaya Mengganti Pancasila Apakah Dinilai Sebagai Tanda Tidak Bersyukur?

- 2 Juni 2022, 04:05 WIB
Ilustrasi/Mengganti Pancasila dengan ideologi yang lain dinilai sebagai bentuk rasa tidak bersyukur akan keberagaman suku, ras, budaya, dan agama yang ada di Indonesia.
Ilustrasi/Mengganti Pancasila dengan ideologi yang lain dinilai sebagai bentuk rasa tidak bersyukur akan keberagaman suku, ras, budaya, dan agama yang ada di Indonesia. /Instagram.com/@balaisarbini

 

WARTA LOMBOK - Tanggal 1 Juni merupakan di antara tanggal spesial bagi bangsa Indonesia.

Pada tanggal tersebut lahirlah Pancasila yang menjadi ideologi bangsa Indonesia dan merupakan kado terindah yang harus disyukuri.

Pancasila adalah pemersatu kebhinekaan yang ada di Indonesia. Pancasila menjadi bingkai keragaman suku, budaya, bahasa, dan agama yang mewujudkan perdamaian dalam kehidupan berbangsa.

Baca Juga: Profil Singkat Emmeril Khan, Putra Sulung Ridwan Kamil yang Menghilang Terseret Arus, Ternyata Pernah Nyantri

Namun masih ada sampai saat ini oknum-oknum yang ingin mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi lain di Indonesia.

Mereka menginginkan Indonesia diseragamkan dengan ideologi yang mereka nilai mampu menjadikan lebih baik.

Terhadap oknum-oknum ini, Pengasuh Pesantren API Tegalrejo, Magelang, Jawa tengah KH Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) menyebutnya sebagai orang yang tidak bersyukur.

“Pancasila menjadi rumah besarnya anak bangsa. Ini yang harus kita syukuri dan kita jaga. Karena kebinekaan ini adalah sebuah keniscayaan,” kata Gus Yusuf melalui kanal YouTube.

Dalam Islam pun terangnya, telah ditegaskan dan sudah menjadi sunnatullah bahwa umat manusia diciptakan berbeda-beda suku dan bangsa.

Halaman:

Editor: Herry Iswandi

Sumber: nu.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x