Guru 'IDOLA': Inspirasi Generasi Milenial di Era Disrupsi Digital

- 25 November 2023, 09:10 WIB
Ust. Hurnawijaya
Ust. Hurnawijaya /Dok. Warta Lombok/ Mamiq Alki

Oleh: Hurnawijaya, S.HI., M.Sy. (Pendiri dan Ketua Yayasan Pondok Pondok Pesantren Daruttaqwa Al-Khairiyah NW Teko, Dosen UIN Mataram dan Awardee PKU LPDP) 

WARTA LOMBOK - Dewasa ini kita dihadapkan pada suatu situasi yang barangkali tidak pernah terbayangkan pada masa masa sebelumnya. Arus perkembangan zaman terus bergerak begitu cepat. Kita berada di suatu era yang diperkenalkan oleh seorang Profesor di Harvard Business Schooll, Clayton M. Christensen sebagai era disrupsi. Perkembangan teknologi informasi dan digitalisasi menjadi penanda derasnya arus perubahan sehingga dikenal dengan era disrupsi digital. Era dimana kita mengalami banyak sekali kejutan-kejutan yang terjadi akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sedemikian pesat sehingga merubah kebiasaan, perilaku, tata cara bahkan pola kehidupan sosial dari setiap individu. Secara lebih jelasnya Era disrupsi merupakan suatu era dimana terjadinya situasi dan kondisi sedemikian rupa sebagai akibat diterapkannya berbagai inovasi baru yang merangsek masuk ke dalam sendi kehidupan individu dalam masyarakat. Kondisi ini menciptakan efek disrupsi yang sedemikian kuatnya sehingga terjadi perubahan pada struktur atau sistem yang sudah ada sebelumnya. Suatu hal yang tampak jelas adalah dengan berkembangnya penemuan dan pemanfaatan teknologi digital pada berbagai
sektor.

"Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zaman, karena sesungguhnya mereka hidup di suatu
masa yang tidak sama dengan masamu.Sesungguhnya mereka tercipta untuk zamannya
sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian.” (Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA.)

Baca Juga: Memerdekaan Anak Bangsa dengan Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Ciri utama kemajuan teknologi informasi dan digitalisasi yang dicapai saat ini mendorong meluasnya penggunaan teknologi digital sampai ke seluruh pelosok negeri. Hal ini dapat dilihat dari masifnya perkembangan penggunaan internet di berbagai daerah baik di Kota bahkan hingga ke pelosok desa. Keberadaan internet ini mampu membuat masyarakat suatu daerah dengan mudah dapat berbagi informasi dengan daerah lainnya secara cepat sehingga mampu memperpendek jarak komunikasi antar berbagai elemen masyarakat.

Komunikasi dapat dilakukan dengan sangat efektif. Di Indonesia diperkirakan Sebanyak 120 juta penduduk menggunakan jaringan internet melalui perangkat mobile dan aktivitas online mencapai kurang lebih 37 persen dalam seminggu (Pamungkas, 2019:iv).

Dunia pendidikan juga tidak luput dari terjangan arus teknologi digital yang melanda dunia Pendidikan di Indonesia juga mengalami transformasi cukup signifikan dalam hal proses pembelajaran siswa maupun sistem pendukung proses pembelajaran terlebih pasca endemic Covid ’19. Pendidikan kita seolah dipaksa untuk bisa mengikuti perkembangan negara maju yang mengalami perubahan yang amat cepat dan bahkan telah mencapai keadaan disruptif oleh perkembangan teknologi informasi. Perubahan proses pembelajaran pada era disrupsi digital ini tampak pada pengembangan model pembelajaran yang memberikan kesempatan dan kebebasan kepada siswa untuk menggali informasi yang lebih luas berkaitan dengan materi pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi yang sedemikian maju dengan jangkauan yang tak terbatas, melewati batas ruang, gedung-gedung sekolah, kampus dan bahkan negara.

Situasi ini akan mengakibatkan banyaknya peran yang akan tergantikan termasuk salah satunya adalah peran seorang guru dalam proses pendidikan dan pengajaran, terlebih jika guru tidak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada. Dalam rangka mengantisipasi itulah maka guru harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Ia harus hadir tidak hanya sebatas transfer ilmu pengetahuan dan sebatas menyampaikan materi pembelajaran.

Halaman:

Editor: Mamiq Alki


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x