Stroke 'Afasia': Gangguan Bahasa yang Mempengaruhi Komunikasi

- 27 Januari 2024, 08:25 WIB
Ilustrasi Komunikasi
Ilustrasi Komunikasi /Pixabay.com/sasint

Oleh: Aediyatul Fitriyah (Mahasiswa Program Studi Pendidikan bahasa Inggris, UNW Mataram)

WARTA LOMBOK - Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan hal yang penting dalam sebuah interaksi. Komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah melalui bahasa.

Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan ide kepada orang lain. Namun, tidak semua orang dapat berkomunikasi dengan baik. Ada beberapa orang yang mengalami gangguan bahasa, salah satunya adalah afasia.

Baca Juga: Jadwal Pelaksanaan Bimtek KPPS dan Honor yang Didapatkan

Afasia adalah gangguan bahasa yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berkomunikasi. Afasia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah stroke. Stroke adalah gangguan pembuluh darah otak yang dapat menyebabkan kematian sel-sel otak. Kerusakan sel-sel otak di daerah Broca dan Wernicke dapat menyebabkan afasia.

Afasia dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu afasia motorik dan afasia sensorik. Afasia motorik adalah jenis afasia yang menyebabkan penderitanya kesulitan dalam memproduksi ujaran.

Penderita afasia motorik masih dapat memahami bahasa, tetapi kesulitan untuk mengekspresikan pikiran dan idenya melalui bahasa. Adapun afasia sensorik adalah jenis afasia yang menyebabkan penderitanya kesulitan dalam memahami bahasa. Penderita afasia sensorik masih dapat memproduksi ujaran, tetapi kesulitan untuk memahami apa yang dikatakan oleh orang lain.

Pengaruh Afasia Terhadap Komunikasi

Afasia adalah gangguan bahasa yang disebabkan oleh kerusakan pada area otak yang mengatur bahasa. Gangguan ini dapat menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan dalam berbicara, memahami bahasa, membaca, dan menulis. Tingkat keparahan afasia dapat bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Pengaruh afasia terhadap komunikasi dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu:

1. Gangguan fungsional komunikasi

Gangguan fungsional komunikasi adalah kesulitan yang dialami penderita afasia dalam menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Misalnya, penderita afasia mungkin mengalami kesulitan untuk mengekspresikan kebutuhannya, berinteraksi dengan orang lain, atau melakukan aktivitas sehari-hari.

Baca Juga: Ranking FIFA, Timnas Indonesia Tidak Tergeser, Thailand Jadi yang Teratas di Asean

2. Gangguan emosional

Gangguan emosional adalah dampak psikologis yang dialami penderita afasia akibat kesulitan berkomunikasi. Misalnya, penderita afasia mungkin mengalami frustrasi, kesepian, depresi, atau gangguan harga diri.

3. Gangguan Fungsional

Gangguan fungsional komunikasi dapat menyebabkan penderita afasia mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain. Penderita afasia mungkin merasa sulit untuk memahami apa yang dikatakan orang lain, atau sulit untuk menyampaikan apa yang ingin mereka katakan. Hal ini dapat menyebabkan penderita afasia merasa frustrasi dan kesepian. Gangguan emosional juga dapat memperburuk gangguan fungsional komunikasi. Penderita afasia yang mengalami depresi mungkin menjadi lebih sulit untuk berkomunikasi. Mereka mungkin merasa tidak mampu untuk berkomunikasi dengan orang lain, atau mereka mungkin merasa tidak ingin berkomunikasi.

Terapi dan Alat Bantu Komunikasi

Penanganan afasia tergantung pada tingkat keparahannya. Jika afasia disebabkan oleh stroke, maka penanganannya adalah dengan mengobati penyebab stroke tersebut. Selain itu, penderita afasia juga dapat menjalani terapi wicara untuk membantunya meningkatkan kemampuan berkomunikasi.

Baca Juga: Desa Terang Benderang, Pemdes Pagutan Siap luncurkan 75 Unit PJU

Terapi wicara dan bahasa dapat membantu penderita afasia untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi mereka. Terapi ini dapat membantu penderita afasia untuk memperbaiki kemampuan berbicara, memahami bahasa, dan mempelajari cara berkomunikasi dengan menggunakan metode alternatif. Penderita afasia juga dapat menggunakan alat bantu komunikasi alternatif, seperti papan simbol atau perangkat elektronik. Alat bantu ini dapat membantu penderita afasia untuk berkomunikasi dengan orang lain dengan lebih mudah.

Afasia dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap komunikasi seseorang. Penderita afasia dapat mengalami kesulitan dalam menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, serta mengalami gangguan emosional akibat kesulitan berkomunikasi. Terapi wicara dan bahasa, serta alat bantu komunikasi alternatif dapat membantu penderita afasia untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan menjalani kehidupan yang produktif.***

Editor: Mamiq Alki


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x