WARTA LOMBOK - Wisuda ke-43 Universitas Islam Negeri Mataram yang digelar di Auditorium UIN Mataram pada Sabtu 30 Juli 2022 terasa berbeda saat ini.
UIN Mataram meluluskan Wisudawan dan Wisudawati Sarjana S1, Pasca Sarjana S2 dan S3 Ke 43 Semester Genap Tahun Akademik 2021/2022 dengan jumlah wisudawan/ wisudawati sekitar 1.219 orang.
Rektor UIN Mataram, Prof. Dr. Masnun menyampaikan bahwa wisuda kali ini adalah wisuda pertama secara ofline pasca pandemi covid-19.
"Oleh sebab itu pada wisuda kali ini, kami melakukan pengamanan dan pengawalan yang ketat dengan koordinasi dengan semua unsur yang terlibat," ungkap Prof Masnun.
”Selain itu juga dihadiri para Pejabat Utama UIN Mataram, para Dosen UIN Mataram dan juga para Orang Tua Wisudawan/ Wisudawati serta pengantar yang kurang lebih berjumlah 3.000 orang," tandasnya
Selain terkait tentang persiapan yang penuh ekstra karena pelaksanaan secara ofline, wisuda kali ini memang berbeda karena UIN Mataram menghadirkan pendidikan tinggi keagamaan yang inklusif dengan semangat moderasi beragama bukan lagi sekedar isapan jempol dengan wisudanya wisudawati beragama Hindu di kampus basis agama Islam.
Pada Wisuda ke-43 UIN Mataram yang digelar di Auditorium UIN Mataram pada Sabtu 30 Juli 2022, tampak wisudawati beragama Hindu, Ni Ketut Mayoni. Ia berhasil meraih gelar magister pada Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI).
Baca Juga: Kabar Terbaru Bintang Uttaran, Dikabarkan Memasuki Bigg Boss, Tinna Datta Berikan Tanggapan Menohok
“Saya amat mengapresiasi semangat belajar Ni Ketut Mayoni meski menjadi satu satu-satunya mahasiswa pascasarjana yang duduk bersanding dengan para ustaz namun tak membuatnya minder,” ungkap Rektor UIN Mataram Masnun Tahir.
“Tentu ini bisa dijadikan percontohan yang sangat baik terlebih lagi dalam konteks membangun moderasi beragama, saya kira ini menjadi salah satu bukti kongkrit di UIN Mataram telah mampu mencetak sarjana manajemen pendidikan islam dari kalangan non muslim,” imbuh Masnun.
Dikatakan Masnun, core value dari UIN Mataram adalah cendekia, terbuka dan unggul, sehingga siapapun punya kesempatan yang sama untuk belajar.
"Ini juga sejalan dengan komitmen Gus Men yang terus-menerus memberikan atensi dan intensi tentang moderasi beragama. Kampus UIN harus menjadi agen moderasi beragama," katanya.
Ia menambahkan nilai-nilai moderasi beragama ini tidak sekadar menjadi komitmen qauly (perkataan), tetapi juga menjadi komitmen fi'liy (laku social) serta komitmen manhajiy (pola pikir).
Sementara di kesempatan berbeda Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kurikulum UIN Mataram, Adi Fadli, menyebutkan bahwa lembaganya secara spirit sudah sepakat membangun jembatan ilmu pengetahuan yang interdisipliner serta interaktif dengan segala wawasan keilmuan yang lain.
"UIN Mataram sudah menjadi role model jembatan peradaban keilmuan interaktif dalam membangun interdisipliner keilmuan," ujarnya
Adi mengatakan, adanya mahasiswa non-muslim pada wisuda UIN Mataram sebagai bukti citra Islam yang baik.
"Islam harus mampu menarik simpatik dari saudara-saudara kita yang non-muslim guna membangun interaksi keagamaan yang konstruktif dalam bingkai Pancasila dan NKRI. Wisudawati yang beragama Hindu tersebut mencitrakan ada daya simpatik spirit keagamaan dalam bingkai Pancasila dan NKRI," jelasnya.
Baca Juga: Keutamaan Saling Mendoakan Dalam Diam Dengan Saudara Seiman
Semangat tersebut, kata Adi, sejalan dengan moderasi beragama yang dicanangkan oleh Kementerian Agama RI guna membangun harmonisasi antarumat beragama maupun intern umat beragama.***