Hadirkan Pelajar NTB Lintas Budaya dan Agama, OSIM MAN 1 Mataram Sambut Kemerdekaan dengan Dialog Kebangsaan

17 Agustus 2023, 06:35 WIB
Foto bersama selesai kegiatan Dialog Kebangsaan yang diselenggarakan oleh OSIM MAN 1 Mataram dalam rangka memperingati HUT RI ke-78 /Dok. Warta Lombok/Dimas

WARTA LOMBOK – Beragam kegiatan dalam semarak kemerdekaan telah mewarnai perjalanan menuju Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) yang ke-78 pada 17 Agustus 2023 mendatang. Seperti halnya yang dilakukan oleh Organisasi Siswa Intra Madrasah (OSIM) Madrasah Aliyah Negeri Satu (MAN 1) Mataram yang dengan semangat nasionalismenya, menyambut kemerdekaan dengan menyelenggarakan Dialog Kebangsaan pada hari Rabu, 16 Agustus 2023.

Kegiatan Dialog Kebangsaan dalam rangka memperingati HUT RI yang ke-78 diselenggarakan di aula terbuka MAN 1 Mataram ini turut mengundang beberapa figur publik, yakni H. Zamroni Aziz, S.H., M.H. (Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama NTB), Kombes Pol. Mustofa, S.I.K., M.H. (Kepala Kepolisian Resor Kota Mataram), Dr. TGH. Muhamad Subki Sasaki, M.A. (Ketua Foum Kerukunan Umat Beragama NTB), dan Prof. Dr. Suprapto, M.Ag. (Direktur Research Associate Nusa Tenggara Center).

Mengawali kegiatan Dialog Kebangsaan ini, Najwa Hayati Sholehah selaku Ketua OSIM menyampaikan dalam laporannya, bahwa momentum HUT RI ke-78 ini merupakan momentum yang sangat penting bagi bangsa Indonesia.

Baca Juga: Daftar Nama Anggota Paskibraka Nasional 2023 Pada HUT RI ke 78 di Istana Jakarta Beserta Profilnya

“Momentum hari ulang tahun ke-78 Republik Indonesia tahun 2023 adalah momentum penting bagi bangsa Indonesia untuk terus menjaga dan merawat kebersamaan di tengah-tengah perbedaan untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan sejahtera,” kata Najwa dalam laporannya.

Kegiatan Dialog Kebangsaan yang diselenggarakan oleh OSIM MAN 1 Mataram ini mengusung tema yang sangat menarik, yaitu “Merawat Tunas Bangsa Menguatkan Moderasi Beragama”. Selaras dengan tema yang diusung, peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut bukan hanya dari siswa-siswi MAN 1 Mataram saja, melainkan para pelajar dari MA, SMA, serta SMK lintas budaya dan agama provinsi NTB.

“Adalah bagian kritik giat kami para pelajar dan generasi muda untuk saling mengajarkan tentang pentingnya semangat saling menghargai, toleransi, dan moderasi. Sehingga alhamdulillah, kegiatan ini dapat dihadiri oleh 1000 pelajar MA, SMA, SMK lintas budaya dan agama provinsi Nusa Tenggara Barat,” tuturnya.

Baca Juga: Upacara Perdana MI Annazif Dalam Rangka Memperingati HUT RI ke 77

Dalam kesempatan yang sama, Kepala MAN 1 Mataram yakni Dr. Lalu Sirajul Hadi, S.Ag., M.Pd., berpesan kepada seluruh peserta dialog agar pesan-pesan penting pada setiap materi yang disampaikan oleh para narasumber, tidak hanya berhenti sampai pada tahap mendengarkan dan menyimak saja.

“Dan kepada semuanya, Saya minta, Saya mohon, agar apa yang disampaikan nanti oleh bapak narasumber, tidak saja selesai pada kalian mendengarkan, tidak saja selesai pada kalian menyimak. Tetapi pesan-pesan penting yang disampaikan oleh narasumber, sejatinya dan seharusnya kalian implementasikan dalam kehidupan sehari-hari, di tengah-tengah masyarakat di mana kalian berada,” tutur Sirajul Hadi dalam sambutannya.

Selanjutnya, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) NTB juga memberikan sekapur sirih kepada seluruh peserta dialog saat diberi panggung untuk menyampaikan sambutan sekaligus membuka kegiatan dialog kebangsaan. Dalam penyampaiannya, ia menyampaikan bahwasanya madrasah akan selalu berada di baris paling depan untuk menghargai dan mencintai sesama.

“Madrasah hari ini menjadi garda terdepan untuk saling menghargai dan mencintai sesama umat bangsa yang ada di Nusa Tenggara Barat ini,” ucap Zamroni Aziz selaku Kakanwil Kemenag NTB dalam sambutannya.

Baca Juga: Semarak 17 Agustus! Yayasan Ittihadil Ummah Mengikuti Pawai Kemerdekaan Menyambut HUT RI ke 77

Selain itu, ia juga menuturkan bahwasanya Nusa tenggara Barat bisa dibilang Nusa tenggara Barat, dan Republik Indonesia bisa dibilang Republik Indonesia, sebab memiliki keberagaman yang tiada tara, seperti aneka ragam suku, agama, dan lain sebagainya.

“Tidak boleh, tidak boleh tidak sepakat. Karena kita hari ini, berada di sebuah bangsa yang namanya Indonesia. Kita hari ini berada di sebuah provinsi namanya Nusa Tenggara Barat. Nusa Tenggara Barat dibilang Nusa Tenggara Barat karena ada Mbojo-nya, karena ada Samawa-nya, karena ada Sasak-nya, karena ada Katolik-nya, karena ada Islam-nya, ada Buddha-nya, ada Hindu-nya, ada Khonghucu-nya, maka dia dibilang Nusa Tenggara Barat dan Republik Indonesia,” tutupnya.***

Editor: Mamiq Alki

Tags

Terkini

Terpopuler