Mengenal Sejarah Ponpes Ittihadil Ummah yang Berada di Jantung Kota Mataram

- 17 Juli 2022, 08:04 WIB
Ponpes Ittihadil Ummah yang terletak di Kota Mataram, tepatnya di Karang Anyar, Pegesangan Timur, Mataram.
Ponpes Ittihadil Ummah yang terletak di Kota Mataram, tepatnya di Karang Anyar, Pegesangan Timur, Mataram. /

WARTA LOMBOK - Ponpes Ittihadil Ummah adalah salah satu pondok pesantren yang berada di tengah Kota Mataram, tepatnya di Karang Anyar, Pegesangan Timur, Mataram.

Pondok Pesantren yang menaungi RA, Mts, MA dan TPA ini menjadi unik, karena berdekatan dengan masyarakat Hindu yang berada di sebelahnya. Perlu diketahui, masyarakat Islam dan Hindu disana sudah hidup berdampingan dengan harmonis selama berpuluh puluh tahun.

Jika kita mengunjungi Ponpes ini, terlebih dahulu, hidung kita akan disambut aroma dupa dari masyarakat Hindu yang melakukan ritual ibadah, maklum jalan itu adalah milik bersama, sekaligus batas langsung antara lingkungan Karang Anyar yang mayoritas Muslim, dengan Lingkungan Banjar Seraya yang mayoritas beragama Hindu.

Baca Juga: Kisah Kevin Sanjaya Ditolak PB Djarum dan Tak Boleh Berlatih, Buktikan Diri Menjadi Pemain Tak Terkalahkan

Jalan setapak menuju Ponpes ini, terbilang cukup kecil, namun mobil masih bisa memasuki area pondok. Adapun alasan berdirinya pondok ini adalah karena pendiri yayasan tersebut, yakni TGH Idzhar Muhyiddin (almarhum), yang juga menantu dari TGH Muhammad Rais Sekarbela, merasa prihatin melihat kondisi masyarakat di sekitarnya.

Beliau menganalisa, bahwa masyarakat sekitar, hidup di tengah kota, tapi mindset untuk pendidikan belum sepenuhnya maksimal merasuk dalam benak warganya. Jadi tidak heran banyak anak yang hanya sekolah hanya sampai lulus SD saja.

Sementara itu, arus modernisme terus mengalir tak terbendung, dan sangat diperlukan pendidikan agama sebagai pilar bekal kehidupan mereka kelak.

Baca Juga: Alia Bhatt Ungkap Mengapa Cincin Tunangannya Begitu Istimewa

"Alasan mengapa akhirnya Mts ini didirikan, karena Ninik kami, TGH Idzhar Muhyiddin, melihat banyaknya anak yang hanya sekolah sampai SD saja. Jikapun ada yang melanjutkan, mereka banyak ke sekolah umum, yang pelajaran agamanya tidak semaksimal sekolah keagamaan.

Halaman:

Editor: Baiq Hurratul Hasanah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah