Hadirkan Pelajar NTB Lintas Budaya dan Agama, OSIM MAN 1 Mataram Sambut Kemerdekaan dengan Dialog Kebangsaan

- 17 Agustus 2023, 06:35 WIB
Foto bersama selesai kegiatan Dialog Kebangsaan yang diselenggarakan oleh OSIM MAN 1 Mataram dalam rangka memperingati HUT RI ke-78
Foto bersama selesai kegiatan Dialog Kebangsaan yang diselenggarakan oleh OSIM MAN 1 Mataram dalam rangka memperingati HUT RI ke-78 /Dok. Warta Lombok/Dimas

“Dan kepada semuanya, Saya minta, Saya mohon, agar apa yang disampaikan nanti oleh bapak narasumber, tidak saja selesai pada kalian mendengarkan, tidak saja selesai pada kalian menyimak. Tetapi pesan-pesan penting yang disampaikan oleh narasumber, sejatinya dan seharusnya kalian implementasikan dalam kehidupan sehari-hari, di tengah-tengah masyarakat di mana kalian berada,” tutur Sirajul Hadi dalam sambutannya.

Selanjutnya, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) NTB juga memberikan sekapur sirih kepada seluruh peserta dialog saat diberi panggung untuk menyampaikan sambutan sekaligus membuka kegiatan dialog kebangsaan. Dalam penyampaiannya, ia menyampaikan bahwasanya madrasah akan selalu berada di baris paling depan untuk menghargai dan mencintai sesama.

“Madrasah hari ini menjadi garda terdepan untuk saling menghargai dan mencintai sesama umat bangsa yang ada di Nusa Tenggara Barat ini,” ucap Zamroni Aziz selaku Kakanwil Kemenag NTB dalam sambutannya.

Baca Juga: Semarak 17 Agustus! Yayasan Ittihadil Ummah Mengikuti Pawai Kemerdekaan Menyambut HUT RI ke 77

Selain itu, ia juga menuturkan bahwasanya Nusa tenggara Barat bisa dibilang Nusa tenggara Barat, dan Republik Indonesia bisa dibilang Republik Indonesia, sebab memiliki keberagaman yang tiada tara, seperti aneka ragam suku, agama, dan lain sebagainya.

“Tidak boleh, tidak boleh tidak sepakat. Karena kita hari ini, berada di sebuah bangsa yang namanya Indonesia. Kita hari ini berada di sebuah provinsi namanya Nusa Tenggara Barat. Nusa Tenggara Barat dibilang Nusa Tenggara Barat karena ada Mbojo-nya, karena ada Samawa-nya, karena ada Sasak-nya, karena ada Katolik-nya, karena ada Islam-nya, ada Buddha-nya, ada Hindu-nya, ada Khonghucu-nya, maka dia dibilang Nusa Tenggara Barat dan Republik Indonesia,” tutupnya.***

Halaman:

Editor: Mamiq Alki


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah