Hamidi mempertanyakan kenapa bangunan yang dianggarkan sampai puluhan juta oleh BUMDes belum diselesaikan.
Selain itu siapakah yang mengelola BUMDes dan dike manakan uang anggaran untuk pembangunan tersebut.
Baca Juga: Lembut dan Gurih, Berikut Resep Perkedel Daging, Makanan Sederhana yang Mengenyangkan
“Dikemanakan anggaran BUMDes, masuk ke mana di operasikan ke mana, siapa yang menjalankan dan siapa yang terlibat,” tanya Hamidi.
Menurut Hamidi bahwa dana BUMDes dialihkan untuk pupuk yang akan dibagikan kepada warga namun tak satu pun warga yang menerima pupuk tersebut.
“Pupuk di mana, siapa yang pegang pupuk, tidak ada transparansi dalam mengelola BUMDes,” katanya.
Baca Juga: Demo Mahasiswa UIN Mataram di Gedung DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat Berlangsung Ricuh
Selanjutnya Hamidi kembali mempertanyakan masalah sewa ruko dengan harga Rp 500 per tahun namun banyak warga yang menyewa sampai satu juta bahkan lebih.
Berdasarkan hasil temuan Hamidi dilapangkan menyatakan bahwa sewa ruko di sekitar pasar Beraim tidak sesuai dengan yang dijanjikan oleh Kades.
“Sewa ruko yang ada di Pasar desa Beraim yang katanya akan disewa sebesar 500 ribu per tahun tapi mereka menyewa lebih dari itu bahkan satu juta ke atas,” ujarnya.