Suatu Kebanggaan! Kujirabito: Film Dokumenter Tradisi Berburu Paus Lamalera yang Diputar di Luar Negeri

- 29 Agustus 2023, 10:15 WIB
Poster film Kujirabito yang mengisahkan tradisi masyarakat NTT dalam berburu ikan paus
Poster film Kujirabito yang mengisahkan tradisi masyarakat NTT dalam berburu ikan paus /Tangkap Layar Instagram.com/@filmsetmoi

WARTA LOMBOK – Menjadi suatu kebanggaan tersendiri, jika terdapat produk dalam negeri (Nusantara) bisa sampai Go International. Seperti halnya film dokumenter yang berjudul “Kujirabito”, dimana film tersebut berkisah tentang tradisi masyarakat Desa Lamalera, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang memiliki kebiasaan dalam berburu ikan paus, diputar di luar negeri, tepatnya di Tokyo, Jepang.

Bon Ishikawa selaku Sutradara film dokumenter “Kujirabito” mengaku ingin menyampaikan budaya yang bagus kepada khalayak ramai di tengah maraknya globalisasi.

“Ada budaya yang bagus yang bisa disampaikan, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Jepang. Jadi ada kemiripan pada Zaman Edo, masyarakat di Jepang juga berburu paus, sama seperti di Indonesia masih dengan cara tradisional,” ujar Ishikawa, dikutip Wartalombok.com dari laman ANTARA pada Senin, 28 Agustus 2023.

Baca Juga: Rekomendasi 5 Film Drama Romantis Terbaik Menghadirkan Kisah Cinta yang Tak Terlupakan

Dalam film “Kujirabito”, atau dalam makna harafiahnya yaitu “manusia ikan paus”, menampilkan sebuah keterikatan hubungan antara manusia dengan paus sebagai berkah yang diberikan Tuhan kepada masyarakat Lamalera untuk menjalani kehidupan.

Sehingga dalam film dokumenter tersebut, hubungan erat antara manusia dengan Sang Pencipta sangat tergambar. Dimana masyarakat Lamalera selalu melibatkan Tuhan baik sebelum, setelah berburu paus maupun dalam kehidupan sehari-hari.

 

Bon Ishikawa membutuhkan waktu hingga tiga tahun lamanya dalam membuat film dokumenter yang sebetulnya sudah diawali dengan riset (penelitian) sejak tahun 1991, ketika dirinya mengambil sejumlah foto terkait tradisi tersebut.

Baca Juga: Versi Rating IMDb, Berikut 7 Rekomendasi Film Keluarga yang Menguras Emosi dan Air Mata

Selama melakukan riset, Bon Ishikawa menemukan beberapa kesulitan sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dalam meneliti tradisi berburu paus di NTT tersebut. Beberapa kesulitan yang dihadapi kala itu seperti komunikasi dengan masyarakat lokal yang masih berbahasa daerah, yakni Bahasa Lamaholot, dan kesulitan terbesar yang dialami sutradara adalah menunggu paus itu muncul.

“Selama tiga tahun tidak muncul-muncul, Saat saya akan pulang ke Jepang, baru muncul. Mungkin ingin menunjukkan ‘ini saya’,” ujar Bon Ishikawa, sosok sutradara yang mengantongi nominasi penghargaan dokumenter dari Japan Movie Critics Award 2022 itu.

Pada film dokumenter “Kujirabito” juga menyampaikan bahwasanya paus merupakan sebagai anugerah yang sudah diciptakan Tuhan untuk menghidupi sekitar 1.500 jiwa di Desa Lamalera.

Baca Juga: Alur Cerita Film The Ninth Passenger: Teror Mengerikan dari Penumpang Kapal Misterius, Siapakah Dia?

“Jadi, apa boleh buat. Tidak ada makanan lain yang bisa menghidupi seluruh penduduk itu. Tuhan sudah menciptakan, manusia harus bisa mengatur,” tuturnya, seraya menyampaikan agar manusia bisa hidup bersama alam dan menjaga tidak hingga sampai punah.

Sementara itu, salah satu penonton, yakni Satoe menilai bahwa budaya berburu paus tersebut patut tuk dilestarikan.

“Kita belum tahu apakah kehidupan mereka itu dapat dilestarikan, mereka yang akan memilih mau ke mana. Kita tidak bisa memaksa mereka berhenti berburu paus atau nanti mereka pergi ke kota, siapa yang bisa larang,” ungkapnya.

Dalam konteks sadisme, menurut dia (Satoe), antara paus dan manusia memiliki kedudukan yang sama, yakni sama-sama bertaruh nyawa. Manusia bertaruh nyawa untuk melanjutkan kehidupan, begitu pula dengan paus.

Baca Juga: Penuh Dengan Plot Twist, Begini Jalan Cerita Film Barbie yang dibintangi oleh Margot Robbie dan Ryan Gosling

“Ini sungguh berbeda dengan praktik-praktik yang dilakukan negara-negara Barat yang contohnya mengeksploitasi minyak. Paus ini tidak disia-siakan untuk kesenangan, tetapi untuk kehidupan,” terangnya.***

Editor: Mamiq Alki

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah