Pertama Kali Dalam Sejarah, Astronom Kini Bisa Menyaksikan Kematian Galaksi

- 17 Januari 2021, 22:12 WIB
Ilustrasi proses kematian galaksi dari jarak yang sangat jauh kini bisa disaksikan astronom berkat sebuah terobosan teknologi.
Ilustrasi proses kematian galaksi dari jarak yang sangat jauh kini bisa disaksikan astronom berkat sebuah terobosan teknologi. /Pexels/Alex Andrews

WARTA LOMBOK - Sebuah terobosan yang potensial memungkinkan para astronom untuk pertama kali dalam sejarah bisa menyaksikan kematian dari galaksi yang letaknya sangat jauh.

Dijelaskan astronom, galaksi akan mengalami kematian saat bintang yang hidup didalamnya berhenti terbentuk.

Galaksi yang mati tersebut kemudian dinamakan ID2299, dimana kemungkinan besar penyebab kepunahannya adalah adanya tabrakan dengan galaksi lain.

Baca Juga: Namanya 'Roti Cekikikan' dan 'Salad Menari', Dua Makanan Berbahan Ganja yang Hanya Ada di Thailand

Dilnasir Warta Lombok.com dari PR Cirebon melalui artikel "Untuk Pertama Kalinya, Para Astronom Menyaksikan Kematian Galaksi", kumpulan galaksi yang mati tersebut kemudian bergabung menjadi ID2299.

 

Sebuah bukti mengungkapkan bahwa tabrakan yang terjadi antar galaksi kemungkinan menjadi penyebab hilangnya gas adalah ekor pasang surut.

Hal itu merupakan aliran panjang gas dan bintang yang meluas ke luar angkasa, setelah dua galaksi menyatu dalam tabrakan.

Para peneliti mengamati galaksi yang mengeluarkan hampir setengah dari gas yang digunakannya untuk membentuk bintang.

10 ribu gas yang senilai dengan matahari menghilang setiap tahun, yang berarti kehabisan bahan bakar untuk membuat bintang baru dengan menghilangkan 46 persen dari total gas dingin galaksi sejauh ini.

Baca Juga: Kematian Pramugari Setelah Diperkosa 11 Pria Menemui Babak Baru, Penyebabnya Tak Terduga

Sekarang, ia telah kehilangan hampir setengah dari gas itu, dan karena ia masih menciptakan bintang dengan kecepatan ratusan kali lebih cepat dari Bima Sakti kita, ID2299 kemungkinan akan membutuhkan beberapa puluh juta tahun untuk mati.

Penelitian tersebut dipimpin oleh Annagrazia Puglisi, peneliti utama dan peneliti pascadoktoral dari Universitas Durham di Inggris dan Pusat Penelitian Nuklir Saclay di Prancis, diterbitkan pada Senin di jurnal Nature Astronomy.

"Ini adalah pertama kalinya kami mengamati galaksi pembentuk bintang masif yang khas di alam semesta jauh yang akan 'mati' karena ejeksi gas dingin yang masif," kata Puglisi dalam sebuah pernyataan.

"Studi kami menunjukkan bahwa pelepasan gas dapat dihasilkan oleh penggabungan dan angin serta ekor pasang surut dapat tampak sangat mirip," kata Emanuele Daddi, rekan penulis studi dan astronom di Saclay.

Dia menambahkan bahwa mungkin hal itu membuat mereka merevisi pemahaman mengenai bagaimana sebuah galaksi mati.

Baca Juga: Bocah Laki-Laki 13 Tahun Dipaksa Berganti Kelamin, Jadi Korban Pemerkosaan Bertahun-Tahun

Para astronom menangkap pengamatan langka ini menggunakan Teleskop Atacama Large Millimeter / submillimeter Array di Chile.

Menurut penelitian, cahaya dari galaksi ini membutuhkan waktu sekitar sembilan miliar tahun untuk mencapai Bumi, artinya, sejak alam semesta berusia 14 miliar tahun, para astronom mengamati kemunculannya ketika ia baru berusia 4,5 miliar tahun.***(Aliyah/PR Cirebon)

Editor: Herry Iswandi

Sumber: PR Cirebon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x