Menolak Vaksinasi! Korea Utara Meminta Warganya Berkumur Air Garam untuk Melawan Covid

- 19 Mei 2022, 14:45 WIB
Ilustrasi/Korea Utara meminta warganya berkumur air garam untuk melawan virus Covid-19.
Ilustrasi/Korea Utara meminta warganya berkumur air garam untuk melawan virus Covid-19. /PIXABAY/zhushenje

WARTA LOMBOK - Korea Utara telah menginstruksikan warganya untuk berkumur dengan air garam guna mengobati Covid-19 yang masih mewabah di negara mereka.

Pasalnya, Korea Utara merupakan salah satu negara yang tidak menerima untuk divaksinasi, sehingga harus berjuang demi menangani wabah virus yang meledak.

Menurut keyakinan mereka, perawatan tradisional adalah yang terbaik untuk melawan virus Covid.

Baca Juga: Takjub! 5 Tempat Terindah di Bumi ini Seperti Negeri Dongeng

Seorang wanita mengatakan dalam wawancara televisi minggu lalu di Reuters, ia mengaku anak-anaknya berkumur dengan air garam dua kali sehari.

Air garam hanyalah salah satu dari beberapa pengobatan rumahan yang direkomendasikan negara itu dalam memerangi ganasnya virus Covid.

Warga juga disarankan untuk minum daun willow, obat herbal yang secara tradisional digunakan untuk meredakan gejala demam, diminum tiga kali sehari.

Bahkan, seorang penduduk lanjut usia mengatakan dalam sebuah wawancara televisi, bahwa teh jahe dapat membantu melawan Covid. 

Baca Juga: Hari Museum Internasional! 5 Museum Keren di India yang Wajib Dikunjungi

Awalnya, saat itu dia mengaku pertama kalinya sangat takut dengan Covid-19, tetapi lambat laun ternyata bukan masalah besar menurutnya setelah mengikuti saran dokter.

Korea Utara tampaknya menghadapi krisis Covid-19 yang berpotensi menimbulkan bencana, mengingat kemampuan pengujian negara yang terbatas, sistem perawatan kesehatan yang cacat, dan fakta bahwa penduduknya tidak divaksinasi. 

Negara ini merupakan salah satu negara yang menolak inisiatif melakukan berbagai macam vaksinasi global. 

Hingga hari Selasa tanggal 17 Mei 2022, Korea Utara telah mencatat lebih dari 1,7 juta kasus demam dan 62 kematian karenanya, menurut media pemerintah Korean Central News Agency.

Baca Juga: Ukraina Telah Berbohong, Ghost of Kyiv Hanyalah Mitos untuk Menakuti Rusia?

Korea Utara belum menyebut wabah demam ini sebagai COVID-19, karena kemampuan pengujian yang buruk telah menghambat kemampuannya untuk mendiagnosis kasus.

Para ahli telah memperingatkan bahwa jumlah aktual infeksi Covid di negara itu kemungkinan jauh lebih tinggi dari pada angka yang dilaporkan.

Sabtu lalu, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan bahwa wabah Covid di negara itu adalah kekacauan paling signifikan sejak didirikan pada tahun 1948.***

Editor: Herry Iswandi

Sumber: Insider


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x