Alasan Menko Luhut Ajak PNS Work From Bali, ‘Spending Power yang Lebih Dibanding Sektor Swasta’

- 23 Mei 2021, 13:28 WIB
Ilustrasi  Perayaan Adat di Bali pada masa pandemi covid-19
Ilustrasi Perayaan Adat di Bali pada masa pandemi covid-19 /Pixabay.com/inno kurnia

WARTA LOMBOK - Pemerintah mau mencanangkan program Work From Bali atau bekerja dari Bali untuk Aparatur Sipil Negara. Pasalnya kondisi di Bali saat ini sudah memprihatinkan, dimana ekonomi pulau Dewata lebih parah dibanding usai peristiwa 'Bom Bali'.

Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves, Odo R.M. Manuhutu bicara saat terjadi pada Bom Bali Satu dan Dua. Dimana imbas dari serangan teroris itu mengakibatkan menurunnya jumlah wisatawan mancanegara.

"Setelah itu pemerintah melakukan upaya meningkatkan permintaan produk pariwisata di Bali dengan menjadi penyelenggara konferensi internasional. Hal serupa juga dilakukan sekarang untuk menciptakan demand," katanya dalam Konferensi Pers Virtual, Sabtu 22 Mei 2021.

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 17 Semester kedua Akan Segera dibuka, Ini Kisi-kisinya Kriterianya

Dia melihat saat ini pemerintah yang memiliki spending power yang lebih dibanding sektor swasta. Dengan tujuan meningkatkan demand program ini juga akan meningkatkan kepercayaan terhadap daerah kawasan hijau Bali bebas Covid -19.

"Swasta nantinya akan tergerak, sudah ada satu dua industri yang tertarik WFB, kalau pemerintah menunjukkan it's okay to travel and stay di Bali ini akan membangun trust. Saat ini dimulai dari tujuh kementerian nanti akan diikuti kementerian lainnya," tuturnya.

Sebagaimana dilansir wartalombok.com dari data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Odo mengatakan bahwa proses vaksinasi yang paling cepat dan tinggi di Indonesia adalah di Bali. Hal ini sengaja dilakukan oleh pemerintah agar bisa menimbulkan rasa percaya bahwa Bali sebagai destinasi wisata merupakan tempat yang aman untuk berkunjung.

Baca Juga: Berikut Kontribusi Pemerintah Untuk Tingkatkan Pelayanan Kereta Api Melalui Subsidi PSO Perkeretaapian

Setelah upaya menumbuhkan kepercayaan wisata di Bali, pemerintah pun menguatkannya dengan program Work From Home. Perekonomian Bali selama pandemi Covid-19 disebut sangat tertekan.

Banyak hotel di Bali beroperasi dengan hanya kapasitas berkisar 8 hingga 10 persen. Tingkat okupansi 10 persen tersebut pada dasarnya tidak cukup untuk membayar gaji karyawan, bayar listrik, dan juga melakukan maintenance.

Sebuah hotel untuk bisa membayar maintenance, paling tidak tingkat okupansinya harus 30 sampai 40 persen.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia di Bali Trisno Nugroho, menjelaskan usai peristiwa bom Bali, ekonomi bali turun tapi tidak sederastis saat pandemi yang mencapai - 9%.

Baca Juga: Aksi Dukung Palestina Kian Marak di Prancis, Sebut Kami Semua adalah Orang Palestina

"Nanti bekerja dari bali itu lumayan membantu okupansi rate hotel naik, banyak beberapa hotel besar mulai tumbang, kami merasa ini kompetisinya Bali dengan negara lain Singapura Kuala Lumpur, Bangkok, kalau tidak dijaga Bali akan ketinggalan dengan kompetitor," jelasnya.***

Editor: Mamiq Alki


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x