Lagu Cidro yang telah ia ciptakan ternyata sukses meningkatkan pamornya di luar negeri.
Tidak hanya di Benua Amerika, pada tahun 1996 Didi Kempot juga sempat memijaki tanah Benua Eropa. Di sana, ia mulai menggarap dan merekam lagu yang berjudul ‘Layang Kangen’.
Kemudian pada tahun 1999, Didi Kempot merilis lagu Stasiun Balapan. Dan pada tahun 2013, namanya kembali meroket setelah menciptakan lagu Kalung Emas.
Di tahun 2016, penyanyi asal Solo tersebut mengeluarkan lagu Suket Teki dan mendapatkan apresiasi tinggi dari masyarakat Indonesia.
Kesuksesan seorang Didi Kempot dalam meniti karirnya di dunia musik tak membuatnya menjadi sosook yang angkuh. Bahkan, dirinya menjadi idola bagi generasi milenial.
Sebagai penyanyi senior, Didi Kempot memperlakukan para penggemarnya seperti seorang sahabat. Bahkan, dirinya tidak ragu mengajak para penggemar untuk bernyanyi bersama di atas panggung.
Dari ratusan lagu yang telah ia ciptakan, hampir sebagian lagu-lagunya bertemakan patah hati dan kesedihan. Alasannya karena setiap orang pasti pernah mengalaminya.
Beberapa lagu lainnya juga banyak yang menggunakan nama tempat, seperti lagu Stasiun Balapan, Terminal Tirtonadi, Kopi Lampung, dan lain-lain, yang dimana liriknya tetap menceritakan tentang patah hati.
Tidak bisa dipungkiri, kesuksesan Didi Kempot telah menarik banyak penggemar. Sehingga lahirlah istilah ‘Kempoters’ yang berisikan para penggemar Didi Kempot.