WARTA LOMBOK - Kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur. Seusai laga derby yang mempertemukan Arema FC melawan Persebaya Surabaya.
 
Kerusuhan bermula saat ribuan suporter Aremania merangsek masuk ke area lapangan setelah Arema FC kalah.
 
Sementara Pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan dan Stadion Kanjuruhan menggunakan empat mobil Polri.

Kerusuhan tersebut semakin membesar saat sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya.
 
 
Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dengan menembakkan gas air mata yang membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernafas.

Dikarenakan Suporter yang membutuhkan bantuan medis tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang tersedia, sehingga sebanyak 127 orang dilaporkan meninggal dunia dalam tragedi tersebut.
 
Manajemen Arema FC menyampaikan duka cita atas jatuhnya korban dalam musibah yang terjadi pada 1 Oktober 2022.
 
"Arema FC menyampaikan duka mendalam atas musibah di Kanjuruhan. Manajemen Arema FC turut bertanggung jawab untuk penanganan korban baik yang telah meninggal dunia dan yang luka-luka," kata Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris dikutip wartalombok.com dari laman ANTARA pada Minggu, 2 Oktober 2022.
 
Baca Juga: Kronologi Tewasnya 127 Supporter Laga Arema Fc vs Persebaya, Gas Air Mata Petugas Jadi Pemicu Kematian?

Manajemen Arema FC juga membentuk Crisis Center atau Posko Informasi korban untuk menerima laporan dan penanganan korban yang dirawat di rumah sakit.
 
"Manajemen juga akan membentuk Crisis Center atau posko informasi yang menghimpun dan menerima laporan untuk penanganan korban yang dirawat di rumah sakit," kata Haris.

Terakhir, Manajemen Arema FC menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada keluarga korban tragedi.

"Kepada keluarga korban manajemen Arema fc memohon maaf sebesar besarnya serta siap memberikan santunan. Manajemen siap menerima saran masukan dalam penanganan pasca musibah agar banyak yang diselamatkan," kata Haris mengakhiri.***