Presiden FIFA Ucapkan Belasungkawa Atas Tragedi Arema FC vs Persebaya

- 3 Oktober 2022, 04:25 WIB
Laga Arema FC vs Persebaya berakhir dengan tragedi yang menewaskan ratusan suporter Arema FC.
Laga Arema FC vs Persebaya berakhir dengan tragedi yang menewaskan ratusan suporter Arema FC. /Instagram.com/@aremafcofficial

WARTA LOMBOK - Baru-baru ini presiden FIFA Gianni Infantino mengatakan dunia sepak bola saat ini sedang syok buntut tragedi di Indonesia.

Dalam untaian kalimat belasungkawanya, Gianni mendoakan semua suporter yang menjadi korban dalam pertandingan itu.

“Semua pikiran dan doa kami bersama para korban, mereka yang terluka, bersama dengan rakyat Republik Indonesia,” ujarnya.

Baca Juga: Manajemen Arema FC Menyampaikan Permohonan Maaf Kepada Keluarga Korban Tragedi Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Kekerasan penggemar adalah masalah yang terus berlanjut di Indonesia, dengan persaingan yang kuat antar klub terkadang berujung pada kekerasan di antara pendukung. 

Arema FC dan Persebaya Surabaya adalah rival lama dan para penggemar Persebaya tidak diizinkan membeli tiket untuk pertandingan hari Sabtu karena khawatir akan terjadi kekerasan.

Menkopolhukam Mahfud MD mengatakan penyelenggara mengabaikan rekomendasi pihak berwenang untuk menggelar pertandingan di sore hari, bukan malam hari. 

Mahfud juga mengatakan pemerintah telah merekomendasikan hanya 38.000 tiket yang dicetak, tetapi malah ada 42.000 orang yang terjual habis. 

Baca Juga: Kerusuhan Stadion Kanjuruhan Malang Tewaskan 127 Orang, Diduga Kuat Ini Penyebabnya

"Pemerintah telah melakukan perbaikan terhadap penyelenggaraan pertandingan sepak bola dan akan terus ditingkatkan. Namun olahraga yang menjadi favorit masyarakat luas ini kerap memancing suporter untuk meluapkan emosi secara tiba-tiba,” ujarnya dalam unggahan Instagram.

Badan sepak bola dunia FIFA menetapkan dalam peraturan keselamatannya bahwa tidak ada senjata api atau gas pengendali massa yang boleh dibawa atau digunakan oleh petugas atau polisi. 

Polisi Jawa Timur tidak segera menanggapi pernyataan apakah mereka mengetahui peraturan tersebut.

Mengacu pada aturan FIFA, Amnesty International mengkritik penggunaan gas air mata di stadion dan mendesak pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan yang cepat, menyeluruh, dan independen.

Baca Juga: Kronologi Tewasnya 127 Supporter Laga Arema Fc vs Persebaya, Gas Air Mata Petugas Jadi Pemicu Kematian?

FIFA memastikan bahwa mereka yang terbukti melakukan pelanggaran diadili di pengadilan terbuka dan tidak semata-mata menerima sanksi internal atau administratif.

“Hilangnya nyawa ini tidak bisa dibiarkan begitu saja,” kata Usman Hamid, direktur eksekutif Amnesty International Indonesia.

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menyatakan akan mengirimkan tim investigasi sendiri ke Malang untuk mengungkap penyebab pertikaian tersebut.

PSSI juga melarang Arema FC menjadi tuan rumah pertandingan kandang selama sisa musim ini.

“Kami turut berduka cita dan meminta maaf kepada keluarga korban dan semua pihak atas kejadian tersebut,” kata Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan.

Baca Juga: 127 Nyawa Melayang Pasca Kerusuhan Derby Jawa Timur 'Arema FC vs Persebaya'

Tragedi itu terjadi saat Indonesia dijadwalkan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada Mei dan Juni tahun depan. 

Indonesia juga salah satu dari tiga negara yang mengajukan tawaran untuk menggelar Piala Asia tahun depan, yang setara dengan Euro di benua itu, setelah China mundur sebagai tuan rumah.

Bencana serupa juga pernah terjadi pada tahun 1964 di kualifikasi Olimpiade Peru-Argentina di Stadion Nasional Lima yang menewaskan sekitar 320 orang.

Tragedi mengenaskan juga pernah terjadi di stadion Port Said 2012 di Mesir di mana 74 orang tewas dalam bentrokan.

Pada tahun 1989, sekitar 96 pendukung Liverpool tewas di Inggris, ketika stadion penuh sesak dan berpagar runtuh di Stadion Hillsborough di Sheffield.***

Editor: Herry Iswandi

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x