HMI DULU DAN KINI, KONEKTIVITAS KADER DAN ALUMNI

- 5 Februari 2024, 17:16 WIB
Marsoan.
Marsoan. /Dok. Warta Lombok/Mamiq Alki

HMI DIPO dan MPO Adalah Pemekaran Otonomi Wilayah Baru

Tap MPR Rl No : ll/MPR/1978 yang mengatur tentang Satu-satu Azas tunggal pancasila bagi Seluruh Organiasasi Kemasyarakatan, telah dicabut melalui Ketetapan Sidang Istimewa MPR Tahun 1998 Nomor XVIII/MPR/1998, namun tidak liear dengan kelembagaan Struktur HMI. DIPO dan MPO tetap menjadi dua kamar, kendati AD/ART HMI Dipo terlah berubah pada Kongres Jambi 1999 HMI kembali ke Khittah kembali kepada asas Islam.

Usaha-usaha Alumni menyatukan dua kamar HMI Dipo-MPO tidak pernah berhasil, termasuk pada Kongres ke XXV di makasar saat mejadi Sekrtetaris Umum HMI cabang Selong Tahun 2006 dan Kongres Ke XXVI di Palembang 2008. Bahwa wacana penyatuan tersebut masih basah bergulir jelang-jelang Kongres HMI, kendati Ikhtiar bertepuk sebelah tangan antara Alumni dan pengurs HMI, baik DIPO dan MPO.

Bagi saya Penyatuan ini tidak Perlu. Tidak perlu bukan berarti tidak wajib, Hukum jalan tengahnya adalah Sunnah, bila bersatu baik untuk keduanya, bila tidak, juga tidak berdosa bagi HMI dan Alumni. Menyatukan struktur HMI DIPO dan MPO yang sudah rapi strukturnya tentu hanya membuang-membuang energi, belum lagi claim antar kader yang berbeda-beda terkaiat karakter pengoperasian mesin organiasasi. DIPO dianggap lebih ramah dengan kekuasaan dan MPO lebih menganggap diri lebih independent dari intervensi kekuasaan.

Bagi saya HMI DIPO dan MPO bukan sekedar pecah sel, namun lebih dari strategi pembentukan wilayah otonomi baru dengan visi yang sama “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam, dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Alloh SWT”.

HMI DIPO dan MPO adalah dua mesin Produksi kader HMI, yang beroperasi pada wilayah Perguruan tinggi yang sama, dengan pola pengkaderan yang hampir sama dengan istilah yang sedikit berbeda, sebagai peneggasan perbedaan pola DIPO dan MPO. Bahkan DIPO dan MPO dua organiasasi yang paling banyak memproduksi Alumni HMI yang secara sadar dan tidak sadar bergabung dan digabungkan dalam Organiasai alumni Korps Alumni HMI (KAHMI), menariknya di wadah Korps Alumni tidak pernah terdengar suara sumbang dan sayup, latar belakang mereka saat menjadi kader, semuanya melebur menggunakan identitas satu, Alumni HMI. Ini artinya Kahmi-lah yang paling banya mendapat faedah atas eksistensi HMI DIPO-MPO, KAHMI bila di ibaratkan perusahan, dia adalah Hollding Company, membuat dua cabang perusahaan untuk meraup faedah kebangsaan dan Ke-Islaman seber-besarnya.

MEBEDA- BEDAKAN PERLAKUAN TERHADAP KEDUANYA, CERMIN MINUS AKHLAQ KE-HMI-AN ALUMNI

Saya adalah salah satu alumni yang tidak suka dan tidak simpati dengan para alumni yang membeda-bedakan perlakuan terhadap keduanya, bagi saya HMI DIPO dan MPO hanya berbeda kamar masih satu rumah dengan cat dinding hijau-hitam. Kehadiran keduanya adalah sebuah keniscayaan, bahkan saya termasuk orang yang bangga bila peristiwa masa lampu HMI di sebuat “Perpecahan organiasasi”, untuk mempermudah narasi kita, namun perpecahan HMI DIPO dan MPO sungguh perpecahan yang bermartabat, dinamika organiasasi yang berkualiatas. Peristiwa masa lampau HMI tersbut menujukkan betapa hebatnya pergolakan pemikiran Kader-Kader HMI.

DIPO berdamai dengan orde baru, menganggap diri sebagai salah satu strategi bertahan agar tidak di libas oleh kekuasaan, dan pada telah terbukti kembali Khitaah Azas Islam, Semntara HMI-MPO bertahan dengan keyakinannya, berdamai dengan pemerintah orde baru kyang memaksakan azas tunggal adalah penghianatan organiasi. Dan pada ahirnya sejarah pula yang mencatat dinamika oraniasi HMI masa lampau enak di kenang dan diceritakan kepada kader, karena narasi dinamikanya berkualiatas, kita bayangkan kalau perpecahan tersebut karena persoalan amoral, justeru kita malu menulis dan mengenangnya.

Sikap like dan dislike belakangan yang menimpa sebagian para Alumni yang bermukim di kabupaten Lombok Timur terhadap kehadiran HMI-MPO, menujukkan akhlak yang minus terhadap cita-cita besar HMI, pada Aspek Visi “ Benafaskan Islam dan bertanggung Jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur” karena terkadang Ucapan para senior yang memberikan sambutan saat menghadri undangan adek-adek HMI tidak linear pada Ucapan “hasil yang baik tergantung pada proses yang baik”.

Bahkan diluar prediksi dan sebelumnya tidak jarang HMI Cabang DIPO dan MPO merekrut kader dengan jumlah yang sama pada waktu yang sama, dengan pergerakan dua mesin produksi Kader dan Alumni ini saya yakin Lombok Timur akan lebih cepat memenuhi target bonus demografis, karena memiliki penduduk yang visioner, gelisah terhadap keadaan dirinya dan masa depan bangsanya.

Halaman:

Editor: Mamiq Alki


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x