Darah Pengabdi

- 24 November 2020, 11:15 WIB
Dalam diri seorang guru mengalir darah pengabdi yang takkan lekang dimakan waktu.
Dalam diri seorang guru mengalir darah pengabdi yang takkan lekang dimakan waktu. /pixabay.com/sasint

Oleh: Suwardi Rasyid

Jika bukan karena engkau…apalah jadinya aku, kami, dan mereka
Senyum wibawamu mencengkram keliru tuk jadi baik pada laku

Kala tunas akal kau beri nutrisi ing ngarso sung tulodo
Tatapan teduhmu kembangkan daya didadaku
Tuk pijakkan kaki menapak arah haluanmu

Jika bukan engkau disampingku…apalah jadinya, kami, dan mereka
Ceritamu hantarkan imaji membangun mimpi
Getaran suaramu mengisi ruang selaka ing madyo mangun karso

Baca Juga: Tenaga Operator Menyampaikan Aspirasi di Tengah Acara Peringatan HGN Tahun 2020 IGMA NTB

Liarkan asa anak desa menatap tajam kehidupan
Bahkan tusukan duri dan ganjalan kerikil yang sisakan memar…
Kau kisahkan menjelma nyaman pada genderang karna

Rapih dan segar tampilmu jadi pembeda
Pesona dan ringan langkahmu hangatkan selera
Menghias hari menjadi pengabdi di tanah negeri
Membangun generasi serupa kami
Jika bukan karena engkau menghembuskan nafas doa…

Aku, kami, dan mereka bukanlah apa-apa
Pada simpangan jalan yang meragu…pada kelokan hidup yang kejam
dan ketika asa nyaris tak berasap karena bara mulai menghitam

Baca Juga: Polemik Pencopotan Baliho Habib Rizieq, Kapuspen TNI: Didukung Panglima TNI

Hadirmu baluri aku, kami dan mereka dengan mantra
Oleskan minyak kelapa, zaitun dan kasturi tut wuri handayani
Jadikanku, kami dan mereka bangkit meski meragu

Setengah lebih jalanan ini tlah kuselusuri
Kisah dan ceritamu dulu kereguk nyata
Sandiwara hidupmu terkuak fakta
Pesona dan wibawamu kurasa penuh luka
Luka-luka rahasia Kesatria Pengabdi tertutup rapi

Jika bukan karena engkau duhai pewaris darah pengabdi
Jiwaku nyaris menyerah pasrah
Pada luka kaki yang memar, dan lebam hati yang tertampar

Baca Juga: Seleksi PPPK Dibutuhkan Hampir Mencapai 1 Juta pada Tahun 2021

Tuturku tak seelok kisahmu…
Pijakanku tak sekokoh kuda-kuda pahammu
Pesonaku pun tak seindah taman ilmumu
Jika bukan karena engkau duhai Kesatria Pengabdi
Sungguh…aku bukan siapa-siapa

Dari lemah dayaku…lewat tetes warisan darahmu
Kutegakkan tekad jalani sisa perjalanan ini
Sembari mereguk tenang kisahmu…menjumpa teduh tatapan

Pada pesona senyummu yang penuh wibawa
Berharap perjumpaan indah dalam kumpulan
Generasi pewaris darah pengabdi…
Merindu usapan dan sentuhan lembutmu…pada lemah pundakku
Menghirup aroma cendana nafasmu ketika meniup ubun-ubunku

Baca Juga: Sepi Pelamar, Menpan RB Tjahjo Kumolo: Jadwal Rekrutmen PPPK Diperpanjang

…aku merindu pertemuan itu
…aku ingin menyampaikan sepenggal kalimat
Maafkan aku duhai pewaris darah pengabdi…aku bukan siapa-siapa tanpamu
…aku ingin memeluk jiwa muliamu…tuk ucapkan lirih…
Terima kasih GURUku.***

Editor: ElRia Shd


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x