Setiap hari anak-anak dibimbing dewan guru dari mulai pukul 07.00 sampai 07.30. Mereka melakukan sholat dhuha bersama, dilanjutkan membaca buku non pelajaran, dan di setiap hari Jumat dilakukan tadarus bersama-sama.
Baca Juga: Reshuffle Kabinet Indonesia Maju Sah! Ini 6 Menteri Baru yang Diumumkan Jokowi
Selain itu juga, ada kegiatan readhaton yang dilakukan sebulan sekali di tempat terbuka. Kegiatan readhaton dilakukan di lorong-lorong sekolah, dan presentasi buku yang dilakukan oleh perwakilan siswa dan guru.
Bagi siswa dan guru yang telah selesai membaca buku, dengan bimbingan wali kelas mempresentasikan hasil bacaannya dan juga mencatat atau menulis di sebuah buku khusus.
Dalam buku dituliskan nama siswa, tanggal selesai membaca buku, judul buku dan isi dari buku yang dibaca.
Kegiatan ini sudah menjadi pembiasaan di sekolah. Pembiasaan yang sudah diulakukan setiap hari di sekolah juga ditularkan kepada masyarakat, melalui kegiatan yang dinamakan Gerakan Literasi masyarakat.
Baca Juga: Profil Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Agama Baru Dengan Segudang Prestasi
Mula-mula kami memperkanalkan buku kepada masyarakat, melalui membaca buku bersama ketika memulai pertemuaan-pertemuan yang diadakan oleh sekolah dengan orang tua siswa, pada awalnya orang tua siswa merasa aneh jika disuguhi buku di meja masing masing, akan tetapi lama kelamaan mereka menjadi terbiasa.
Melalui Gerakan Literasi Masyarakat, diberharapkan tumbuh minat baca masyarakat yang akan menjadi motivasi untuk meningkatkan minat baca siswa.
Sekolah, keluarga, dan masyarakat memiliki peranan yang cukup vital terhadap gerakan
literasi. Sudah saatnya masyarakat bertransformasi menjadi masyarakat yang gemar membaca, seperti masyarakat di negara maju yang telah memiliki motivasi intrinsik untuk membaca.