Tradisi Bau Nyale di Lombok Tengah Tetap Digelar Disaat Pandemi Covid-19

3 Maret 2021, 19:24 WIB
Masyarakat kabupaten Lombok Tengah menggelar tradisi Bau Nyale dalam situasi pandemi Covid-19 dengan menerapkan sejumlah persyaratan. /Dok. Warta Lombok

WARTA LOMBOK - Tradisi Bau Nyale (menangkap nyale) merupakan perayaan tradisional suku Sasak yang di rayakan setiap tahunnya. Pesta rakyat ini sarat dengan sejarahnya yang melegenda di tanah Lombok.

Pesta tahunan tersebut selalu dirayakan dengan berbagai rangkaian acara seperti Perisean (tradisi budaya beladiri dengan rotan dan perisai), Karnaval, festifal dan hiburan malam puncak yang mengundang sejumlah artis nasional.

Namun ada yang berbeda dengan penyelenggaraan pesta rakyat Bau Nyale pada tahun ini. Tidak ada penyelenggaraan apapun yang disiapkan pemerintah Kabupaten Lombok Tengah di masa pandemi Covid–19 yang melarang adanya kerumunan massa.

Baca Juga: Wakil Presiden: UNU NTB Harus Ikut Andil untuk Mengejar Ketertinggalan Negara Maju, Melihat SDA yang Melimpah

Baca Juga: Musda X DPD Golkar NTB, H Mohan Roliskana Dipercaya Nahkodai Partai Berlambang Beringin Periode 2021-2026

Pemerintah Daerah khususnya Dinas Pariwisata Lombok Tengah selaku penanggung jawab acara telah menyatakan dari jauh hari sebelumnya bahwa tahun ini agenda Bau Nyale tidak akan digelar oleh pemerintah.

Namun karena telah menjadi tradisi turun menurun nenek moyang masyarakat Lombok, tentunya sangat sulit untuk mencegah masyarakat merayakannya sehingga pesta Bau Nyale tetap diselnggarakan meski tanpa perayaan dari pemerintah daerah.

Melalui pantauan tim Warta Lombok, antusiasme masyarakat tidak berkurang walapun tidak adanya pagelaran hiburan yang digelar. Bau Nyale tetap terlaksana dengan ramai seperti biasanya.

Sebelumnya pemerintah telah menegaskan untuk tidak membolehkan warga yang berasal dari luar kabupaten Lombok Tengah untuk mengikuti acara rakyat tersebut sebagai upaya pencegahan penularan virus Covid–19.

Masyarakat dua hari berturut-turut melakukan Bau Nyale yaitu tanggal 2 dan 3 Maret dimana Nyale berlimpah ruah.

Menurut salah satu warga masyarakat sekitar yang ikut turun langsung menangkap Nyale, suasana tahun ini dengan sebelumnya dikatakan sama saja karena masyarakat tidak hanya menitik beratkan pada suguhan hiburan yang ada namun lebih kepada momen menangkap Nyale di tengah malamnya yang tidak mneyurutkan antusias dan semangat.

Baca Juga: Berikut Nama-nama Kepala SMPN 1 Aikmel Sejak Berdiri Hingga Sekarang

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Menyampaikan Ucapan Selamat Hari Jadi Nahdlatul Wathan (NW) yang ke-68, Berikut Petikannya

“Walaupun gak ada hiburan saya tetap ikut, kan saya cari nyalennya bukan artisnya,“ ungkap salah satu peserta saat diwawancarai tim Warta Lombok.

Nyale adalah jenis cacing laut yang dikenal masyarakat lokal memiliki cita rasa enak dan harganya sangat mahal sehingga bagi para nelayan, tradisi tahunan ini merupakan sebuah berkah karena dalam satu bak Nyale, harganya bisa menembus jutaan rupiah.

“Gimana kita mau dilarang Bau Nyale, sedangkan ini acara sekali setahun lumayan untuk tambahan biaya dapur,“ ungkap salah satu nelayan.

Tak hanya itu, tradisi Bau Nyale juga di manfaatkan sebagai momen berkumpul keluarga dan saudara oleh masyarakat Lombok Tengah.***

Editor: Herry Iswandi

Tags

Terkini

Terpopuler