WARTA LOMBOK - Setahun terakhir larangan ekspor benih lobster membuat masyarakat nelayan di pesisir Pantai Selatan Lombok Timur mengeluh.
Benih lobster ini merupakan salah satu jenis fauna yang menjadi sumber penghidupan masyarakat nelayan pesisir Pantai Selatan. Dampak dari larangan ini sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat, apalagi di masa pandemi saat ini.
Belum ada kejelasan dari pemerintah kapan kran ekspor bibit lobster ini akan kembali dibuka sehingga diharapkan bisa membantu perekonomian masyarakat Indonesia yang secara umum mengalami penurunan.
Para pembudidaya benih lobster juga dianggap tidak mampu menampung hasil tangkapan nelayan sehingga harganya menjadi sangat rendah.
Misalnya benih lobster berjenis pasir yang harga jualnya hanya Rp6000 sampai Rp7000 saja per ekornya, lalu benih lobster dengan jenis mutiara, harga jualnya hanya Rp10.000 per ekornya.
Para nelayan menganggap harga jual tersebut sangat tidak sepadan dengan resiko yang dihadapi ketika memburu lobster dengan jarak hingga kedalaman 10 meter di dasar laut.
Sangat jauh berbeda ketika ekspor benih lobster ini dibuka, harga jualnya sangat tinggi yaitu mencapai Rp40.000 hingga Rp50.000 per ekornya, inilah yang membuat para nelayan merasa semangat dalam mencari rezeki melalui perburuan benih lobster ini.