Vaksin Covid-19, William Schaffner: Tidak Ada Hubungan Imunitas dan Efek Samping Penerima Vaksin

- 29 Juli 2021, 18:50 WIB
Liustrasi vaksin covid-19
Liustrasi vaksin covid-19 /Twitter.com/@KemenkesRI

Prof Schaffner menegaskan efek samping tidak menjamin adanya imun atau tidak pada seseorang.

Percobaan dua dosis vaksin Covid Pfizer-BioNTech dan Moderna menunjukkan vaksin-vaksin ini efektif sebesar lebih dari 90%. Sementara itu terdapat 10% orang yang mendapat sebagian atau tanpa proteksi pada golongan orang yang telah divaksin penuh.

Ini dikarenakan cara vaksin bekerja yang tergantung pada kemampuan tubuh membangun imun melawan target virus. Orang-orang dengan sistem imun yang lemah memiliki kemungkinan tidak dapat membangun atau memiliki sebagian imunitas melawan SARS-CoV-2.

Beberapa obat-obatan menurut Prof. Schaffner seperti obat penunjang imun dan obat untuk perawatan kanker kemungkinan berdampak negatif pada keefektifan vaksin Covid-19. Para ilmuwan menyimpulkan bahwa tes antibodi dapat menilai apakah vaksin Covid efektif membentuk imun pada virus Corona baru.

Di sisi lain nara sumber dari Badan Administrasi Obat dan Makanan (FDA) baru-baru ini mengeluarkan pernyataan bahwa tes antibodi sebaiknya tidak digunakan untuk mengevaluasi level imunitas seseorang atau apakah perlindungan dari Covid efektif setelah orang menerima vaksin.

Baca Juga: Yaqut Cholil Qoumas Kebablasan Ucapkan Selamat Hari Raya ke Agama Baha'i

Tes antibodi lebih masuk akal digunakan untuk mengukur apakah seseorang telah memiliki antibodi melawan virus Covid. Walau memiliki antibodi, seseorang tetap dapat terpapar virus Covid.

Temuan mengenai tes antibodi ini diharapkan dapat menenangkan orang-orang menghadapi infeksi Corona.

Dr. Elitza S. Theel selaku direktur Laboratorium Serologi Penyakit Menular di Klinik Mayo di Rochester menerangkan bahwa belum ada korelasi antara imunitas terhadap Covid. Hal ini tidak sama dengan vaksin untuk penyakit-penyakit lain yang sudah dapat dicegah.

Sementara itu butuh dua minggu untuk menerima dosis kedua dari vaksin Pfizer-BioNTech atau Moderna. Selain itu satu dosis vaksin Johnson & Johnson atau Janssen membutuhkan 2 minggu untuk tubuh membangun imun melawan virus Covid atau SARS-CoV-2.

Halaman:

Editor: Mamiq Alki

Sumber: Medical News Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x