NGAWIS DAN TUARAN ITU PARENTING - BAGIAN 1

15 Desember 2020, 12:30 WIB
Parenting adalah tentang bagaimana mendidik anak agar menjadi manusia dewasa. /pixabay.com/sasint

WARTA LOMBOK – Parenting belakangan tiba-tiba menjadi satu kata yang trend dikalangan dunia pendidikan. Berbagai kegiatan serupa diskusi, pelatihan, seminar, bahkan sampai workshop pun dilakukan.

Semua kalangan seakan larut dalam trend parenting, mulai dari kalangan mahasiswa, guru, pengawas, bahkan sampai pengusaha dan wiraswasta pun ramai membahasnya.

Seakan tidak mau dianggap ketinggalan jaman, sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan pun ikut sibuk dan ramai dengan kegiatan sosialisasi pentingnya parenting dalam pendidikan anak kepada orang tua siswa.

Baca Juga: Banjir Melanda Lombok Timur, Faktor Cuaca Ekstrim Jadi Penyebabnya

Dalam keterbatasan pemahaman akan istilah parenting, maka orang tua siswa (terutama disekolah pedesaan) hanya menjawab dengan tepuk tangan dan anggukan sebagai pernyataan kesiapan untuk menjalankan program pendidikan parenting.

Membaca dari raut wajah mereka, yang ada di dalam benak mereka kira-kiranya adalah: “salah apa kami dalam mendidik anak?”, “kenapa kami tidak boleh marah kepada anak?…kan anak saya!”, “kalau anak saya tidak boleh disuruh membantu kerjaan saya, trus buat apa ada mereka?”…dan sederet pertanyaan lainnya.

Banyak dari kita yang seringkali terjebak dalam penggunaan istilah, dan larut menjadi jumawa dalam persepsi “kehebatan” suatu istilah sehingga dengan mudah kemudian menyalahkan pihak lain yang kita anggap tidak mencerminkan persepsi istilah kebanggaan kita.

Orang tua kita di Suku Sasak yang hidup sebagai petani dan peternak mendidik dan mengawal hidup kita dengan kesederhanaan dan ketulusannya. Anak-anaknya diajarkan untuk ikut bertani dan beternak dari usia sangat dini.

Baca Juga: Salut! HUT Ke-83, Antara Luncurkan Buku Bergerak Indonesia Berisi Tokoh-Tokoh Indonesia

Baca Juga: Jokowi Terkait Penanganan Korupsi, Harus Tingkatkan Pengembalian Aset Negara

Mencangkul (nambah), mencari rumput (ngawis), mewajibkan anak-anaknya setiap magrib belajar mengaji di musholla, memberikan hukuman ketika mereka tidak disiplin atas tugas yang diberikan, lalu menjelang tidurnya anak-anak dinina bobokkan dengan tuaran (dongeng), merupakan siklus pendidikan yang sederhana dalam keluarga suku sasak. Apakah model pendidikan ini salah?, karena perbuatan ini tidak ada dalam contoh parenting!.

Parenting itu secara sederhana adalah keterlibatan orang tua dalam mendidik anaknya dengan sebaik-baik cara agar anak tumbuh menjadi pribadi yang baik, disiplin, dan bertanggungjawab dalam menjalankan hidupnya kelak.

Istilah ini terlahir dari ilmu kejiwaan (psikologi) yang dilatar-belakangi oleh banyaknya kasus penyimpangan prilaku anak remaja. Atas temuan berbagai kasus tersebut, maka para ahli psikologi merumuskan satu konsep tentang pentingnya keterlibatan orang tua (parent) dalam mendidik anaknya.

Konsep ini kemudian disebut parenting, dan istilah ini kemudian dititipkan (diadopsi) kepada dunia pendidikan (keluarga, masyarakat, dan sekolah) untuk disosialisasikan dan diterapkan.

Baca Juga: Dua Tokoh Wanita Indonesia Masuk Daftar 100 Wanita Paling Berpengaruh di Dunia Tahun 2020

Baca Juga: Pariwisata NTB Berharap Segera Pulih, Umbu: Kami Ingin Vaksin Covid-19 Diutamakan Bagi Pelaku Wisata

Dalam perkembangannya istilah parenting kemudian dijabarkan oleh APA; American Psychological Association sebagai suatu pola pengasuhan anak oleh orang dewasa (tidak terbatas dengan hubungan biologis) yang memiliki tiga tujuan utama:

1. Memastikan anak-anak selalu dalam keadaan sehat dan aman.

2. Mempersiapkan anak-anak agar tumbuh menjadi produktif.

3. Menurunkan nilai-nilai budaya.

Sedangkan jika mengikuti definisi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, parenting dipahami sebagai sebuah interaksi yang terjadi antara orang tua dan anak dengan tujuan mendukung perkembangan fisik, emosi, sosial, intelektual, dan spiritual. Interaksi yang dimaksud haruslah terjadi sejak anak masih berada dalam kandungan hingga ia tumbuh dewasa.

Dikutip dari Buku Parenting Anak-anak, Surbakti menjelaskan bahwa parenting merupakan suatu cara orang tua untuk mengajarkan pola interaksi dan relasi yang patut kepada anak, atau cara terbaik yang ditempuh oleh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Dibayar Secara Mandiri, dr Tirta: Kukira Gratis Semua

Baca Juga: DPR Dukung Hapus Kekerasan Seksual dan 'Bullying' di Lingkup Pendidikan

Sementara itu, Shohib dalam Buku Pola Asuh Orangtua bahwa parenting adalah upaya orang tua yang diaktualisasikan pada penataan lingkungan sosial, lingkungan budaya, suasana psikologis serta perilaku yang ditampilkan pada saat terjadinya pertemuan dengan anak-anak.

Dari pengertian-pengertian di atas, maka simpulan sederhana dari parenting adalah tentang bagaimana cara mendidik anak agar ia siap menjadi manusia dewasa yang baik secara norma (adat dan agama), berdisiplin dan bertanggungjawab, dan bermuara pada kemandirian hidup.***

Bersambung ke bagian 2

Editor: ElRia Shd

Sumber: Kemdikbud

Tags

Terkini

Terpopuler