Ini Hukum Jika Seorang Istri 'Minta' Hubungan Badan Lebih Dulu, Pahalanya Tak Terkira

1 September 2021, 14:04 WIB
Ilustrasi/Khidmat seorang istri kepada suami dalam hubungan rumah tangga akan mendapat ganjaran besar dari Allah SWT. /PIXABAY/Rahmadani578

WARTA LOMBOK - Restu atau ridha suami bagi seorang istri memiliki arti yang sangat besar.

Hal ini menunjukkan bakti dan khidmat sang istri terhadap suami dalam bentuk perilaku keseharian dalam batas kewajaran dan proporsional. 

Khidmat dan bakti seorang istri yang diwujudkan dalam perilaku sehari-hari dan hubungan rumah tangga yang baik dapat menuai hasil yang sempurna di hari kelak sebagaimana sabda Rasulullah SAW.

Baca Juga: Hukum Ejakulasi di Luar Rahim untuk Menghindari Kehamilan Menurut Sejumlah Ulama

Baca Juga: 10 Binatang yang Disebutkan Akan Menjadi Penghuni Surga Kelak

أم سلمة الله ا، الت ال رسول الله - لى الله ليه لم ا امرأة اتت، ا ا اض لت الجنة اه الترمذي، ال ال اتت، ا ا اض لت الجنة اه الترمذي، ال

Artinya: “Dari Ummu saja berkata bahwa meninggal dunia, sedangkan menghadap ridha atasnya, pasti masuk surga.” (HR At-Tirmidzi).

Rasulullah SAW menyebut arti penting khidmat dan bakti istri atas suami. Seorang perempuan tidak hanya melihat untuk mencari ridha Allah, tetapi juga restu suaminya. 

Seorang perempuan harus menjalani menjalani salehah secara ritual, baik secara perilaku dalam hubungan rumah tangga.

 ال رسول الله لى الله ليه وسلم ...والذي لا تؤدي المرأة ا ا

Artinya: “Rasulullah SAW membaca, "Demi Allah, Zat yang memegang jiwa Muhammad, seorang perempuan belum mengenal Tuhannya hingga ia memenuhi kewajiban terhadap suaminya.” (HR Ibnu Majah). 

Meski seorang istri wajib berkhidmat, berbakti, dan melayani suaminya, namun seorang suami tidak bisa mengukur hal tersebut dengan sewenang-wenang. 

Seorang suami tidak boleh mengeksploitasi istri atas nama kewajiban khidmat dan bakti yang diharuskan oleh Islam. 

Batasan-batasan khidmat dan bakti lebih diatur dalam kitab fiqih yang perlu diketahui oleh pasangan suami istri agar tidak melanggar batasan tersebut. 

Baca Juga: Asal Penciptaan Bidadari Surga dan Cara Mereka Melayani Hamba Allah yang Saleh di Akhirat Nanti

Baca Juga: Berkah Doa Nabi Zakaria Ketika Meminta Dikaruniai Keturunan

Sama halnya dalam hubungan seksual, pasangan suami istri juga harus saling menjaga hubungan baik. 

Tidak boleh ada hubungan apapun dengan keinginan dalam hal ini, pasangan suami dan istri bukan masalah syahwat belaka, tetapi juga berkaitan dengan kesiapan fisik dan mental. 

Adapun seorang perempuan yang siap terlebih dahulu dalam masalah hubungan seksual akan mendapat kemurahan Allah yang sangat besar. 

Rasulullah SAW pernah berpesan kepada putrinya, Siti Fathimah RA, bahwa inisiatif seorang istri dengan senang hati untuk berhubungan seksual memiliki ganjaran besar dari Allah SWT.

ﻭﺃﻳﻤﺎ ﺍﻣﺮﺃﺓٍ ﻓﺮﺷﺖ ﻟﺰﻭﺟﻬﺎ ﺑﻄﻴﺐ ﻧﻔس ﻧﺎﺩﺍﻫﺎ ﻣناد ﻣﻦ ﺍﻟسماء اﺴﺘقبلي ﺍﻟﻌﻤﻞ ﻓﻘﺪ ﻏﻔﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻚ ﻣﺎ ﺗﻘﺪﻡ ﻣﻦ ﺫﻧﺒﻚ ﻭﻣﺎ ﺗﺄﺧﺮ

Artinya: “Wahai Fatimah, tiada seorang perempuan yang 'menyiapkan' diri untuk suaminya dengan senang hati kecuali seorang (malaikat) menyeru dari langit:  'Mulailah beraksi!' niscaya Allah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang nanti.” (Syekh M Nawawi Banten, Uqudul Lujain fi Bayani Huquqiz Zaujain)

Hubungan badan suami istri memerlukan kesiapan fisik dan mental. Oleh karena itu, keduanya perlu kesiapan fisik dan mental agar interaksi tersebut berlangsung dalam suasana yang menyenangkan dan gembira, tanpa tekanan batin. Wallahu a'lam.***

Editor: Herry Iswandi

Sumber: nu.or.id

Tags

Terkini

Terpopuler