Dear Pengemban Dakwah, Tepatlah Dalam Mengatur Prioritasmu

30 Juni 2022, 13:21 WIB
Ilustrasi/ menjadi pengemban dakwah. /Freepik

 

WARTA LOMBOK - Menjadi pengemban dakwah adalah sebuah tugas yang mulia. Seorang pengemban dakwah yang mengurusi urusannya sendiri, juga membahas urusan ummat.

Islam mengajarkan umatnya untuk beramal sesuai dengan prioritas. Orang yang percaya adalah orang yang memprioritaskan Allah di atas kepentingan dunia.

Seorang muslim adalah orang yang beramal sesuai dengan prioritas hukum syariat yang telah ditetapkan oleh Allah.

Baca Juga: Risih Karena Memiliki Kantung Mata! Simak Inilah 5 Cara Mudah Mengatasi Kantung Mata dengan Cepat dan Alami

Ia akan selalu mendahulukan ibadah yang wajib dari ibadah yang sunnah. Ia akan mendahulukan kewajiban yang bermanfaat bagi masyarakat banyak, daripada kewajiban yang hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri. Inilah hakekat pengembangan dakwah yang sesungguhnya.

Dikutip wartalombok.com dari Channel YouTube Muslimah Media Center pada Rabu, 29 Juni 2022, Nu'man bin Basyir pernah menuturkan.

"Suatu ketika, aku bersama sekelompok para sahabat, di dekat mimbar Rasulullah Saw. pada saat itu ada seorang lelaki yang berkata, setelah islam ini aku tidak akan peduli apapun kecuali melakukan karena Allah yaitu memberi minum kepada para jamaah haji.

Baca Juga: Luar Biasa! Berikut Ini 5 Cara Mudah Mengatasi Kusam yang Perlu Anda buka

Kemudian yang lain mengatakan, kalau menurutku amal yang harus dipedulikan adalah memakmurkan Masjid Al-Haram, sementara orang lain mengatakan kalau menurutku amal yang harus dipedulikan itu adalah berjihad di jalan Allah".

Melihat para sahabat berdebat di dekat mimbar Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, Umar bin Khatab Radhiallahu'anhu menghampiri dan menegur mereka.

"Jangan meninggikan suara di dekat mimbar Nabi Shallallahu alaihi wasallam," kata Umar Bin Khatab

Kebetulan hari itu adalah hari jumat.

"Nanti setelah sholat Jumat aku akan menanyakan perkara yang kalian perselihkan ini kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam," kata Umar bin Khatab.

Baca Juga: Balika Vadhu: HANCUR, Kris Menyesal Menikah dan Mengusir Nandhini 'Kehadiranmu Membuat Masalah Selalu Datang'

Setelah Umar mengadukan permasalahan tadi kepada Rasulullah, maka turunlah firman Allah SWT di dalam Qur'an surat At-Taubah ayat 19 yang artinya:

"Apakah (orang-orang) yang memberi minuman orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidil haram, kamu samakan dengan orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta berjihad di jalan Allah?. Mereka tidak sama di sisi Allah. petunjuk kepada orang-orang zalim,".

Inti dari ayat tersebut adalah menjelaskan tentang skala prioritas amal. Mengenai tiga amal tadi yang harus didahulukan, Allah menegaskan bahwa tidak sama kedudukan ketiga amal itu.

Orang yang percaya, hijrah dan jihad lebih derajatnya di sisi Allah, daripada orang yang memberi minum kepada jamaah haji dan memakmurkan Masjidil Haram.

Baca Juga: Wajib Tahu! Inilah Pentingnya Memperlajari Ilmu Tajwid yang Sayang Jika Dilewatkan

Maka, sebagai pengemban dakwah, sudah seharusnya mendahulukan yang seharusnya didahulukan.

Segera mengakhirkan apa yang harus diakhirkan. Para pengemban dakwah, lebih mendahulukan kewajiban daripada amal sunnah.

Sebagai pengemban dakwah, selayaknya sibuk mengerjakan amal dakwah yang merupakan kewajiban paling agung.

Menebarkan perkara-perkara utama dan paling utama di sisi Allah. Menjaga diri dalam mengatur waktu, sehingga segala amal hanya tertuju kepada Allah.***

Editor: Baiq Hurratul Hasanah

Sumber: Channel YouTube Muslimah Media Center

Tags

Terkini

Terpopuler