Riset Ilmuwan Eropa Tentang 'Leak' Lombok

- 27 Desember 2020, 09:10 WIB
Ilustrasi Hantu
Ilustrasi Hantu /Pixabay.com/nmagwood

Oleh: Buyung Sutan Muhlis

WARTA LOMBOK - Sebelum Pulau Lombok dikuasai Belanda, pernah berlangsung perburuan besar-besaran terhadap kaum tusélak, sélak, atau léak. Keberadaan tusélak sangat meresahkan.

Selain sering menampakkan diri dalam sosok mengerikan, sélak juga menyerang manusia dan merusak tanaman di sawah-sawah milik warga.

Baca Juga: Pantai Tanjung Bloam, Keindahan Alam yang Terlupakan di Lombok Timur Selatan

Orang Belanda menyebutnya lykanthropos. Ini semacam penyakit psikis, sindrom langka yang mengubah manusia menjadi hewan.

"Di Labuhan Haji, Lombok Timur, ada sebuah sumur yang disiapkan bagi para tersangka tusélak. Mereka dipaksa masuk dan mandi di dalam sumur itu. Airnya itu mematikan bagi tuselak," tulis Cornelis Lekkerkerker, dalam Bali en Lombok, buku berbahasa Belanda yang diterbitkan pada 1920.

Delapan tahun sebelum itu, LMF Plate menulis lebih detail tentang tusélak dalam artikel berjudul Bijdrage Tot de Jennis van de Lijkanthrope bij de Sasaksche Bevolking in Cost Lombok.

Baca Juga: Ternyata TB World Akun Fake, Lesty Kejora Batal Jadi Top 5 Wanita Tercantik di Dunia

Beberapa kali rumah sakit di Selong, tulis Plate, merawat pasien yang mengalami luka akibat gigitan anjing atau tusukan taring babi, yang diyakini penjelmaan tusélak. Semua orang di Lombok Timur sangat percaya keberadaan tuselak. "Baik pria dan wanita bisa menjadi sélak melalui latihan yang menjadi bagian dari ilmu sèhèr (sihir, bahasa Sasak)," kata Plate.

Halaman:

Editor: LU Ali


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah