WARTA LOMBOK - Salah satu madzhab aqidah Ahlussunnah wal Jamaah yang diakui oleh mayoritas umat Muslim di dunia adalah madzhab Asy’ariyah. Madzhab ini dipelopori oleh ulama terkenal bernama Abu Hasan al-Asy’ari.
Nama lengkapnya adalah Abu Hasan Ali bin Isma’il al-Asy’ari, lahir di Bashrah pada tahun 260 Hijriah (873 Masehi).
Abu Hasan al-Asy’ari pada dasarnya tidak menciptakan madzhab. Lebih tepatnya yang dilakukan adalah memformulasikan paham dan keyakinan-keyakinan yang sudah beredar jauh sebelum ia hidup dan dipegangi para pendahulu Islam.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dalam tentang Ijma’ Ulama, Berikut Penjelasannya
Secara fikih, ia menganut madzhab Imam asy-Syafi’i. Riwayat pendidikannya, pada umur 10 tahun, Abu Hasan adalah pengikut ajaran Muktazilah. Ia belajar konsep-konsep logika Muktazilah melalui gurunya yang hebat bernama Abu Ali al-Jubbai.
Tokoh Muktazilah ini kemudian menikahi ibunya sehingga menjadi ayah tirinya. Karena kecerdasannya, al-Asy’ari sering dipercayai oleh kaum Muktazilah untuk mewakili mereka dalam berbagai perdebatan publik. Ia menyelami ajaran Muktazilah selama 30 tahun.
Perlu diperhatikan disini, bahwa memang di zaman itu, Muktazilah merupakan madzhab resmi negara. Jadi mau tidak mau, setiap anak Muslim di zaman itu akan sedikit banyak mendalami dan mempelajari konsep-konsep ajaran Muktazilah.
Imam Abu Hasan al-Asyari melihat dalam paham kaum Mu’tazilah banyak terdapat kesalahan besar, banyak yang bertentangan dengan i’tiqad nabi Muhammad dan sahabat-sahabatnya serta banyak bertentangan dengan al-Qur’an dan Hadits.
Maka karena itulah, beliau keluar dari golongan Mu’tazilah dan bertaubat kepada Allah atas kesalahan- kesalahannya yang telah lalu. Bahkan bukan hanya itu, beliau tampil di garis paling depan dalam menghadapi golongan Mu’tazilah.