Peristiwa ini menunjukkan kepada kita, para pengemban dakwah bahwa Allah telah memberi kekuatan kepada mereka.
Frasa Sabilillah dalam ayat ini juga menunjukkan bahwa apa yang mereka perjuangkan adalah Din Allah, bukan yang lain. Kita dapat mengambil hikmah pada salah seorang sahabat mulia yaitu Ja'far Bin Abu Thalib radhiallahu'anhu, tatkala kaum muslimin yang berhijrah bersama beliau di Habasyah.
Kala itu beliau dihadapkan pada situasi yang sangat sulit akibat provokasi, Amru bin Ash yang pada saat itu beliau masih kafir dan berusaha membujuk raja Najasyi agar mengembalikan rombongan hijrah kembali ke Mekah.
Baca Juga: Pangling! 6 Foto Seksi Tanya Sharma Pemeran Meera Gopi, Cantik Bikin Kaum Adam Terpesona
Para pengemban dakwah, sikap sahabat Ja6far tidak menunjukkan lemah dan tidak mengeluarkan perkataan sebagaimana seorang penjilat.
Justru yang beliau tunjukkan adalah sikap lantang, menyuarakan kebenaran tanpa takut celaan orang-orang yang terpedaya.
Akhlak agung yang dimiliki Ja'far ini, sejatinya adalah buah dari kesungguhan Rasulullah SAW di dalam membina mereka.
Islam sebagai ideologi sekaligus kepemimpinan berpikir, benar-benar telah mendarah daging dalam diri pengembannya tidak terkecuali Ja'far bin Abu Thalib radhiallahu'anhu.
Beliau lantang berbicara hingga berbuah sikap yang jelas memisahkan kebenaran dan kebatilan tanpa kompromi.