Keesokan harinya, seperti biasa, para sahabat duduk manis untuk mendengarkan hadis-hadis Rasulullah saw. Tak disangka, Rasulullah mengatakan seperti kemarin. “Akan datang pada kalian seorang penduduk surga".
Para sahabat yang hadir berdebar-berdebar. Hati mereka berharap semoga orang yang datang adalah keluarga mereka. Mereka pandangi arah jalan. Kemudian tampaklah seorang laki-laki. Ternyata Sa’ad bin Abi Waqqas lagi.
Terbesit di hati sahabat rasa penasaran. Amal apa yang dikerjakan Sa’ad kok sampai mendapat tabsyir bil jannah (dibahagiakan dengan surga) sampai tiga kali.
Ketika Rasulullah beranjak pergi, Abdullah bin Amer yang diselimuti penasaran bangkit dan menghampiri Sa’ad bin Waqqas. Ia ingin tahu amal apa yang dikerjakan Sa’ad. Abdullah ingin sekali mengerjakannya. Siapa tahu juga mendapat tabsyir bil jannah dari Rasulullah saw.
Abdullah pun mencari alasan supaya bisa menginap di rumah Sa’ad. “Maaf wahai Sa’ad. Saya ada masalah dengan ayah. Saya juga bersumpah tidak akan pulang sampai tiga malam.
Jika kau berkenan, izinkan saya menginap di rumahmu,” Kata Abdullah sedikit mengiba. Lalu Sa’ad bin Waqqas mengiyakan.
Jadilah Abdullah menginap di rumah Sa’ad bin Abi Waqqas. Pada malam pertama, Abdullah tidak mendpati Sa’ad bin Abi Waqqas beribadah semalam suntuk. Ibadah Sa’ad biasa-biasa saja. Saat tidur, Sa’ad berbalik, lidahnya menyebut nama Allah dan bertakbir. Itu saja. Sampai fajar terbit.
Abdullah sama sekali tidak melihat Sa’ad bin Waqqas berdiri panjang dalam salat malam. Ketika azan subuh berkumandang, Sa’ad mengambil wudu dan menyempurnakannya. Kemudian salat subuh. Dan Sa’ad tidak berpuasa. Melihat semua itu, Abdullah tambah penasaran. Mungkin ada amal yang tidak ditampakkan oleh sahabat Sa’ad.